Kampus AS Gunakan Pusat Kendali Berteknologi Tinggi untuk Jaga Keamanan Mahasiswa

Kampus Stony Brooks University di AS menggunakan pusat kendali berteknologi tinggi untuk menjaga keamanan mahasiswa. (Photo: VOA / Video screen shot)

Kerusakan yang ditimbulkan Topan Sandy di Stony Brook University hanya dalam jumlah terbatas, namun para pengelola kampus mengambil pelajaran dari topan yang melanda untuk meningkatkan kesadaran dan merencanakan sebuah Pusat Kendali Operasional untuk Keadaan Darurat berteknologi tinggi.

Saat Topan Sandy melanda Long Island, New York, bulan Oktober 2012, listrik mati dan lampu lalu-lintas tidak dapat beroperasi. Saat mengendari mobilnya, mahasiswi Stony Brook University, Vishwaja Muppa, 21 tahun, ditabrak mobil polisi dan kemudiang meninggal dunia. Kematian Muppa, asal India, adalah satu dari 53 insiden yang ditimpakan pada bencana topan.

Di kampus Stony Brook, kerusakan yang ditimbulkan hanya dalam jumlah terbatas dan mahasiswa yang berlindung tetap aman. Namun para pejabat universitas mengambil pelajaran dari topan yang melanda untuk meningkatkan kesadaran dan merencanakan sebuah Pusat Kendali Operasional untuk Keadaan Darurat berteknologi tinggi.

Stony Brook mengontrak dua perusahaan teknologi keamanan, VCORE Solutions dan IntraLogic Solutions, untuk memasang perlengkapan dan perangkat lunak yang akan menyatukan sistem pemantauan dan komunikasi yang terpisah dalam satu atap.

“Semua perlengkapan yang kami miliki ditempatkan dalam bangunan yang berbeda, dikelola oleh sistem yang berbeda, diimpor ke dalam satu lingkungan virtual,” ujar Larry Zacarese, direktur manajemen keadaan darurat di Stony Brook, kepada VOA.

Dari satu pusat kendali selama Topan Sandy melanda, Zacarese hanya memiliki sedikit hubungan dengan bagian lain kampus atau responder darurat lokal di luar kampus, ujarnya. Sistem yang baru ini memperlihatkan citra dari berbagai kamera yang dipasang di seluruh bagian kampus dan diproyeksikan ke beberapa monitor di dinding sepanjang 6½ meter.

Mata dimana-mana

Sistem ini dianggap sebagai sebuah model yang dipelajari oleh universitas-universitas lainnya. Di antara berbagai peralatan yang dihubungkan secara elektronik adalah kode akses pada ratusan pintu yang ada di lingkungan kampus, unit GPS, alarm kebakaran, kamera video, dan perangkat televisi layar datar berukuran besar. Informasi dari kamera dan sensor diproyeksikan ke layar komputer berukuran besar yang menunjukkan keseluruhan lingkungan kampus dari atas, termasuk masing-masing gedung.

“Kami memiliki dunia tiga dimensi yang disatukan di atas citra satelit kampus kami,” ujar Zacarese.

Perangkat lunak memungkinkan operator di pusat kendali untuk memperbesar masing-masing citra dan mengawasi bagian dalam bangunan, memeriksa karakteristiknya, dan status dari seluruh sensor dan alarm di masing-masing lantai.

Sistem ini juga memungkinkan Pusat Kendali Operasional untuk Keadaan Darurat untuk berkomunikasi dengan mahasiswa dalam lingkungan kampus lewat 15 cara, memanfaatkan media sosial, sms, pengeras suara, dan 175 panel televisi layar datar di seluruh lingkungan kampus. Seluruh operator dapat menggunakan layar-layar yang ada untuk memperingati mahasiswa dan staf kampus seandainya timbul masalah. Mereka dapat menggunakan seluruh layar di semua lokasi, atau hanya satu layar di satu lokasi.

“Apabila terjadi kebakaran di laboratorium kimia,” ujar Zacarese, “kami akan berkomunikasi secara spesifik dengan orang-orang yang ada di gedung kimia, selain juga dengan mereka yang ada di lokasi yang berdekatan di luar gedung.”

Kekerasan di kampus

Zacarese menyatakan sistem keamanan di Stony Brook sangat vital dalam merespon pada kekerasan dan melindungi mereka yang ada di kampus. Tahun lalu, sebuah pesan yang mengandung ancaman yang “bersifat terorisme” tampil di perhentian bus kampus, ujarnya. Dengan menggunakan informasi dari kamera dan peralatan lainnya, polisi mampu mengidentifikasi dan menahan pelakunya.

“Dalam waktu kurang dari tiga jam,” ujar Zacarese, “kami telah menahan seseorang.”

Ada lebih dari 25.000 mahasiswa yang terdaftar di kampus Stony Brook selama semester normal, namun dengan staf pengajar dan staf, populasi kampus membengkak menjadi sekitar 50.000 orang.

“Ukuran populasi dari kampus ini pada intinya sama besar atau lebih besar dari beberapa kota kecil,” ujar Zacarese.

Pusat Kendali Operasional untuk Keadaan Darurat berteknologi tinggi ini juga bermanfaat bagi polisi dan penyelidikan kebakaran, ujarnya, karena para penyelidik dapat memanfaatkan data rekaman untuk menemukan bukti dan melacak terduga pelakunya. [ww/es]