Perdana Menteri Kanada pada Rabu (3/7) mengumumkan penunjukkan Letnan Jenderal Jennie Carignan sebagai perempuan pertama yang memimpin militer negara anggota G7 dan NATO itu.
Carignan adalah tentara yang sangat dihormati sekaligus ibu dari empat anak, dua di antaranya bertugas untuk Angkatan Darat Kanada. Dia akan naik pangkat menjadi jenderal dan mengambil alih tugas dari Jenderal Wayne Eyre, yang pensiun sebagai kepala staf pertahanan, dalam upacara pada 18 Juli mendatang.
“Saya yakin bahwa sebagai kepala staf pertahanan Kanada yang baru, ia akan membantu Kanada menjadi lebih kuat, lebih aman, dan siap menangani tantangan keamanan dunia,” kata Perdana Menteri Justin Trudeau.
Pada konferensi pers di Montreal, Trudeau menambahkan bahwa Carignan mengambil alih kepemimpinan militer Kanada, pada saat-saat yang menentukan di tengah “situasi geopolitik yang rumit dan meningkatnya ancaman.”
Angkatan Darat Kanada juga tengah menghadapi masalah budaya kerja yang buruk, yang digambarkan dalam laporan eksternal tahun 2022 sebagai budaya yang “memusuhi perempuan… (dan) kondusif untuk terjadinya lebih banyak insiden pelecehan dan kekerasan seksual serius.”
Selama tiga tahun terakhir, Carignan diberi tugas untuk mereformasi budaya kerja tersebut agar menjadi lebih penuh hormat dan inklusif, menyusul ratusan aduan kekerasan seksual, termasuk beberapa di antaranya terhadap sejumlah pejabat berpangkat tinggi.
Tentara perempuan mewakili 16 persen angkatan militer Kanada, menurut data pemerintah.
Carignan sendiri tumbuh besar di kota tambang Asbestos, Quebec, sebagai putri pasangan polisi dan guru.
Ia bergabung dengan militer pada 1986, tiga tahun sebelum Kanada mengizinkan perempuan terlibat dalam aksi tempur.
Carignan, yang berlatih sebagai teknisi tempur, peran di mana tentara membersihkan bom, serta mendirikan dan menghancurkan struktur medan tempur, dengan cepat naik pangkat, menghancurkan berbagai prasangka tentang tentara perempuan.
Ia pun menjadi perempuan pertama yang memimpin unit tempur Kanada yang diterjunkan ke Afghanistan, di mana ia berhasil menghindari serangan bom bunuh diri dan alat peledak rakitan yang menghancurkan kendaraan dalam konvoinya.
Carignan juga sempat bertugas di Bosnia-Herzegovina dan Suriah, memimpin misi latihan NATO di Irak dari 2019 hingga 2020, serta mengomandoi Divisi 2 Kanada – resimen militer terbesar negara itu dengan lebih dari 10.000 prajurit. [rd/ns]