Kandidat oposisi dalam pemilihan presiden Belarusia, Sviatlana Tsikhanouskaya, Senin (17/8) mengumumkan bahwa ia siap menjadi pemimpin negara itu, menyusul pemilu yang disengketakan, yang memicu protes besar-besaran setelah Presiden Alexander Lukashenko yang telah lama berkuasa dinyatakan sebagai pemenang.
Lukashenko hari Senin menolak mengadakan pemilu lagi tetapi ia mengindikasikan bersedia untuk mempertimbangkan berbagi kekuasaan, tetapi tidak atas tekanan dari protes-protes di jalan.
Tsikhanouskaya dalam pesan videonya yang dirilis dari Lithuania menyatakan siap memikul tanggung jawab dan menjadi pemimpin nasional sekarang ini, dengan tujuan menenangkan situasi dan memasuki periode normal, membebaskan tahanan politik, dan dengan waktu sesingkat-singkatnya menciptakan kondisi dan landasan legislatif untuk menyelenggarakan pemilu baru yang nyata, jujur dan transparan, yang diterima oleh masyarakat internasional. Ia juga meminta militer Belarusia untuk bergabung dengan para pengunjuk rasa.
Hari Minggu, sekitar 200 ribu demonstran berpawai di ibu kota Belarusia, Minsk, jauh melampaui jumlah massa pendukung Lukashenko yang melakukan aksi serupa.
Pawai itu dimulai di dekat Victory Park di tengah kota Minsk dan merupakan protes terbesar dalam sejarah bekas republik Soviet itu. [uh/ab]