Kelima orang di dalam kapal selam mini yang hilang di dekat bangkai kapal Titanic tewas – kemungkinan dalam sekejap – ketika kapal mereka mengalami apa yang dikatakan oleh Penjaga Pantai AS pada hari Kamis (22/5) sebagai “ledakan bencana” di kedalaman laut.
Pengumuman suram itu mengakhiri operasi pencarian dan penyelamatan multinasional yang memikat dunia sejak kapal wisata kecil itu menghilang di Atlantik Utara empat hari sebelumnya.
Laksamana Muda John Mauger mengatakan kepada para wartawan di Boston bahwa analisis menunjukkan puing-puing yang ditemukan di dasar laut, 500 meter dari bangkai haluan Titanic, yang dianggap konsisten dengan ledakan ruang tekanan kapal selam.
“Atas nama Penjaga Pantai Amerika Serikat dan seluruh komando terpadu, saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga-keluarga bersangkutan,” kata Mauger.
Di dalam kapal selam mini itu ada penjelajah Inggris Hamish Harding, ahli kapal selam Prancis Paul-Henri Nargeolet, taipan Pakistan-Inggris Shahzada Dawood dan putranya Suleman, dan Stockton Rush, CEO operator kapal selam OceanGate Expeditions.
Pihak OceanGate mengatakan “sangat berduka bersama lima jiwa ini dan setiap anggota keluarga mereka selama masa tragis ini.”
“Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang berbeda, dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Penjaga Pantai AS mengumumkan Kamis pagi bahwa robot bawah air telah menemukan “ladang puing” di area pencarian itu.
‘Lingkungan yang tak kenal ampun’
Pihak berwenang mengatakan mereka kemudian mengetahui potongan-potongan itu termasuk kerucut ekor kapal selam dan ujung depan dan belakang lambung tekanannya.
Mauger mengatakan Penjaga Pantai tidak dapat memastikan kapan atau mengapa kapal itu meledak dan menolak untuk dibawa pada kesimpulan mengenai upaya pencarian mayat korban.
“Ini adalah lingkungan yang sangat tak kenal ampun di bawah sana di dasar laut,” katanya.
Proses demobilisasi personel dan kapal dari tempat kejadian akan segera dimulai, tetapi robot tak berawak akan terus beroperasi di dasar laut untuk saat ini, tambah Mauger.
“Kami akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin,” katanya.
Surat kabar Wall Street Journal hari Kamis melaporkan bahwa militer AS awalnya mendeteksi kemungkinan ledakan kapal selam mini itu pada perangkat pemantau suara bawah air rahasia tidak lama setelah hilang pada hari Minggu.
“Angkatan Laut AS melakukan analisis data akustik dan mendeteksi anomali yang konsisten dengan ledakan di sekitar tempat kapal selam Titan beroperasi ketika komunikasi terputus,” kata seorang pejabat senior Angkatan Laut yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar itu.
Kapal selam kecil bernama Titan itu menghilang pada hari Minggu (18/6) saat turun ke Titanic, yang berada lebih hampir empat kilometer di bawah permukaan laut dan 400 mil di lepas pantai Newfoundland, Kanada.
OceanGate Expeditions mengenakan biaya $250.000 untuk setiap penumpang di kapal selam itu. Dalam gugatan tahun 2018, mantan direktur operasi kelautan perusahaan itu menyatakan kekhawatiran tentang “desain eksperimental dan belum teruji” untuk Titan.
Titanic International Society mengatakan sudah waktunya untuk mengganti misi berawak ke bangkai kapal dengan mesin otonom. [lt/ab]