Salah satu kapal patroli Vietnam terlibat tembak-menembak meriam air dengan kapal-kapal China di perairan sengketa Laut China selatan, Senin (12/5).
Media pemerintah Vietnam mengatakan salah satu kapal patrolinya terlibat tembak menembak dengan kapal-kapal China dalam pertikaian yang meningkat, terkait penempatan sebuah anjungan pengeboran minyak di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.
Laporan itu mengatakan kedua pihak hari Senin (12/5) saling menyemprotkan air bertekanan tinggi di dekat lokasi anjungan pengeboran minyak itu. Tidak ada laporan tentang korban luka-luka atau korban jiwa.
Dalam KTT ASEAN yang baru saja berakhir di Birma, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung menuduh China melakukan “tindakan yang sangat berbahaya” dan meminta ASEAN untuk bersatu dalam masalah ini.
ASEAN menunjukkan “keprihatinan serius” terhadap situasi itu dan menyerukan resolusi damai, tetapi sama sekali tidak menyebut China.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Hua Chunying hari Senin mengatakan upaya Vietnam untuk menggalang dukungan ASEAN menentang China akan gagal.
Pekan lalu Vietnam menuduh kapal-kapal China telah dengan sengaja menabrakkan kapal-kapal mereka dan menyemprotkan meriam air, sehingga melukai enam nelayan Vietnam. Ini pertama kalinya Vietnam mengakui bahwa kapal-kapalnya juga telah menyemprotkan meriam air ke arah China.
Sementara itu pihak berwenang Filipina telah secara resmi menuduh sembilan nelayan China melakukan perburuan kura-kura yang terancam punah. Para nelayan ditangkap pekan lalu sewaktu memancing di perairan yang diklaim China dan Filipina. Filipina telah menolak seruan China untuk membebaskan ke-9 nelayan itu.
China mengklaim seluruh kawasan Laut China Selatan. Namun klaim itu tumpang tindih dengan klaim beberapa anggota ASEAN seperti Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina.
Laporan itu mengatakan kedua pihak hari Senin (12/5) saling menyemprotkan air bertekanan tinggi di dekat lokasi anjungan pengeboran minyak itu. Tidak ada laporan tentang korban luka-luka atau korban jiwa.
Dalam KTT ASEAN yang baru saja berakhir di Birma, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung menuduh China melakukan “tindakan yang sangat berbahaya” dan meminta ASEAN untuk bersatu dalam masalah ini.
ASEAN menunjukkan “keprihatinan serius” terhadap situasi itu dan menyerukan resolusi damai, tetapi sama sekali tidak menyebut China.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Hua Chunying hari Senin mengatakan upaya Vietnam untuk menggalang dukungan ASEAN menentang China akan gagal.
Pekan lalu Vietnam menuduh kapal-kapal China telah dengan sengaja menabrakkan kapal-kapal mereka dan menyemprotkan meriam air, sehingga melukai enam nelayan Vietnam. Ini pertama kalinya Vietnam mengakui bahwa kapal-kapalnya juga telah menyemprotkan meriam air ke arah China.
Sementara itu pihak berwenang Filipina telah secara resmi menuduh sembilan nelayan China melakukan perburuan kura-kura yang terancam punah. Para nelayan ditangkap pekan lalu sewaktu memancing di perairan yang diklaim China dan Filipina. Filipina telah menolak seruan China untuk membebaskan ke-9 nelayan itu.
China mengklaim seluruh kawasan Laut China Selatan. Namun klaim itu tumpang tindih dengan klaim beberapa anggota ASEAN seperti Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina.