COVID-19 terus menyebar dengan menakutkan di seluruh dunia, menjangkiti lebih dari satu juta orang.
AS memiliki lebih dari 245 ribu orang yang terjangkit, lebih banyak daripada negara manapun juga.
Gedung Putih, Jumat (3/4) diperkirakan akan merekomendasikan agar orang-orang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona, setelah pada mulanya menyatakan masker tidak dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran penyakit ini.
Wali kota New York Bill de Blasio telah merekomendasikan warganya untuk mengenakan scarf, bandana, atau masker buatan rumah untuk menutup mulut dan hidung – tetapi jangan masker bedah. Ia mengatakan masker bedah harus tersedia untuk para profesional medis.
Wali kota Los Angeles Eric Garcetti juga meminta warga untuk menutupi mulut mereka di tempat umum.
BACA JUGA: Korban Corona Lampaui 5.000 Orang, Wali Kota LA Desak Penggunaan MaskerDr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka AS yang menjadi penasihat Presiden Trump, mengatakan kepada CNN, Kamis malam (2/4) bahwa ia tidak mengerti mengapa beberapa negara bagian di AS tidak mengeluarkan perintah tinggal di rumah sewaktu negara berjuang melawan virus corona. “Kalau Anda lihat apa yang sedang terjadi di negara ini, saya tidak paham mengapa mereka tidak melakukan itu,” kata Fauci.
Trump sebelumnya enggan mengeluarkan perintah tinggal di rumah secara nasional, dan membiarkan hal itu diputuskan oleh masing-masing negara bagian, meskipun jumlah kematian akibat virus corona bertambah.
Sekitar 30 negara bagian dan ibu kota, District of Columbia, telah memerintahkan warga untuk tinggal di rumah, dan bepergian hanya bila perlu sekali.
Deplu AS Terbitkan Paspor untuk Situasi Darurat
Departemen Luar Negeri AS menyebutkan di situs Internetnya bahwa “karena langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk membatasi penyebaran COVID-19,” departemen hanya menerbitkan paspor untuk orang-orang dengan “masalah darurat antara hidup dan mati yang memenuhi syarat.” Masalah darurat itu mencakup penyakit serius, cedera, atau kematian di antara kerabat dekat yang memerlukan seseorang untuk melakukan perjalanan keluar Amerika dalam waktu 72 jam.
BACA JUGA: Kedubes AS di Jakarta Konfirmasi 1 Staf Lokal Positif Corona MeninggalSistem layanan kesehatan AS telah kewalahan menghadapi pasien sementara pasokan peralatan pelindung diri untuk para petugas medis menyusut. Juru rawat dan dokter semakin sering berbicara kepada media berita mengenai kondisi di rumah-rumah sakit.
Seorang juru rawat mengatakan kepada ABC News bahwa ia dan rekan-rekan sejawatnya merasa seperti “domba menuju rumah jagal” sewaktu mereka berangkat bekerja.
Seorang lainnya mengatakan kepada CNN bahwa rumah sakit tempatnya bekerja menolak melakukan tes virus itu terhadapnya. Ia kemudian dites oleh temannya di rumah sakit dan ternyata positif terjangkit corona. Juru rawat itu mengatakan ia telah merawat pasien sambil berusaha untuk dites virus itu.
BACA JUGA: Dokter Imigran Mengeluh Pembatasan Visa Persulit Penanganan CoronaSebuah laporan di National Public Radio menyebutkan mungkin perlu waktu hingga 20 pekan bagi warga Amerika yang tidak memiliki informasi transfer langsung dalam arsip Internal Revenue Service untuk menerima dana stimulus tunai mereka yang merupakan bagian dari paket bantuan pemerintah federal sebanyak 2 triliun dolar terkait krisis wabah corona.
Penularan COVID dan dampaknya telah menyebabkan lebih dari 10 juta orang di AS mengajukan tunjangan pengangguran dalam dua pekan.
Bank Dunia Setujui Dana untuk 25 Negara Termiskin
Bank Dunia telah menyetujui dana hampir 2 miliar dolar untuk 25 negara termiskin di dunia untuk memerangi pandemi virus corona.
India, Pakistan, Sri Lanka, Afghanistan dan Ethiopia akan mendapatkan sebagian besar dari kucuran pertama. Dana itu khusus diperuntukkan bagi pengadaan pasokan medis yang penting, termasuk masker dan ventilator.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan lembaganya dapat memberikan hingga 160 miliar dolar bantuan semacam itu selama tahun mendatang.
BACA JUGA: Bank Dunia: Pandemi Corona Perlamban Ekonomi China dan Kawasan Asia Timur-PasifikLockdown di India terhadap lebih dari 1 miliar orang telah membuat ratusan juta orang tidak memiliki tempat tinggal dan makanan, mendorong PM Narendra Modi untuk meminta maaf kepada mereka.
Di Brussels, menteri-menteri luar negeri NATO telah menugaskan pejabat militer tertinggi aliansi itu, Jenderal AS Tod Wolters, “agar mengkoordinasikan bantuan militer yang diperlukan untuk mengatasi krisis, mempercepat dan meningkatkan bantuan.”
Wolters akan menyediakan pesawat-pesawat kargo dan pesawat lain untuk mengirim pasokan medis serta stok yang berlebih ke 30 negara anggota blok itu.
Portugal mengumumkan larangan semua penerbangan komersial tiba di bandara dan warganegaranya tidak diizinkan mengunjungi kota-kota lain kecuali untuk urusan pekerjaan. Restriksi baru ini berlaku mulai 9 April dan ditetapkan berlangsung selama lima hari.
“Virus tidak bisa menyebar dengan sendirinya,” kata PM Antonio Costa hari Kamis (2/4). “Masa Paskah ini khususnya adalah masa yang penting dan itu sebabnya perlu untuk membatasi pergerakan di wilayah nasional,” lanjutnya.
BACA JUGA: Antisipasi Wabah Corona, Trump Berlakukan Larangan Perjalanan dari Eropa ke ASPemerintah juga mengampuni narapidana yang dijatuhi hukuman penjara dua tahun atau kurang untuk mencegah penyebaran virus di penjara. Portugal memiliki sekitar 9.000 kasus virus corona terkonfirmasi.
Juga Kamis (2/4), tiga dokter anonim yang terlibat dalam tes virus corona menyatakan bahwa negara itu memiliki ribuan kasus virus corona, jauh lebih banyak daripada perhitungan resmi pemerintah, 772 kasus.
Kementerian Kesehatan Irak hanya menyatakan sumber-sumber yang melaporkan apa yang dituduhkan ketiga dokter itu “tidak benar.”
BACA JUGA: Dr. Anthony Fauci Diabadikan Dalam Bentuk Patung 'Bobblehead'Di Seattle, Washington, para pejabat federal telah mengusulkan denda 611 ribu dolar bagi panti jompo di mana 40 orang meninggal karena virus corona. The Life Care Center menjadi pusat penyebaran corona pada awal wabah di AS.
Regulator federal menyatakan fasilitas itu memiliki sejumlah masalah serius termasuk gagal segera mengidentifikasi dan merawat penghuninya dengan tepat selama terjadi serangkaian penyakit pernafasan yang ternyata disebabkan oleh virus corona.
Panti jompo itu belum menanggapi rencana denda tersebut. [uh/ab]