“Semuanya sudah diatur!” kata Trump dengan besemangat kepada massa yang menyambutnya baru-baru ini dalam kampanye di North Carolina. “Satu kebohongan besar; satu penipuan besar!”
Para pejabat kampanye Trump telah dengan cepat menjelaskan bahwa yang dimaksud Trump dengan kecurangan, biasanya adalah apa yang dipandangnya sebagai kecenderungan media menjelek-jelekkannya sebagai capres. Tetapi suara-suara mengenai pelanggaran pemilu telah meningkatkan keprihatinan sebagian warga Amerika hanya beberapa hari sebelum pemilu tanggal 8 November; beberapa analis memperingatkan bahwa para peretas dengan kemahiran yang sedikit saja kemungkinan dapat mengacaukan hasil pemilihan presiden tahun 2016.
Pemilu di Amerika Serikat diatur sendiri oleh masing-masing dari ke-50 negara bagian dan District of Columbia. Para sekertaris negara bagian, baik Republik maupun Demokrat, berkeras sistem pemilu mereka aman.
Pesan serupa juga dikemukakan baru-baru ini oleh Thomas Hick, ketua Komisi Pemilu Amerika, kepada para anggota DPR. “Tidak ada sistem nasional yang dapat disusupi oleh peretas atau orang yang berniat jahat untuk mempengaruhi hasil pemilu nasional,” katanya.
Namun banyak peneliti dunia maya tidak sependapat dengan ketua komisi pemilu Amerika itu.
“Saya sangat khawatir,” kata J. Alex Halderman, direktur Pusat Keamanan Komputer dan Masyarakat di Universitas Michigan. “Kita sedang menghadapi ancaman yang sangat serius dalam keamanan dan pemilu. Saya sangat khawatir bahwa pada pemilu dalam waktu dekat kita akan mengalami serangan sungguh-sungguh yang akan berusaha menghentikan pemilu atau kemungkinan akan berusaha mengubah hasil pemilu,” kata Halderman. [gp]