Gencatan senjata yang mengakhiri delapan hari pertempuran antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza menginjak hari kelima, sementara kehidupan kembali normal di kedua sisi perbatasan.
YERUSALEM —
Sekolah-sekolah di Israel selatan dibuka kembali hari Minggu setelah ditutup selama 10 hari akibat roket-roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Para orangtua siswa pun merasa lega.
“Saya sangat gembira bahwa anak-anak saya akhirnya bisa kembali bersekolah dan mulai rutinitas mereka. Rutinitas sangat baik dan sangat penting bagi anak-anak kami,” kata seorang Bapak.
Para siswa Israel gembira kembali bisa bersekolah. Mereka mengatakan bersekolah lebih baik daripada berlibur di tempat-tempat berlindung dari serangan bom.
Pemandangan serupa terlihat di Gaza hari Sabtu. Puluhan ribu anak Palestina kembali bersekolah setelah berlindung di rumah selama serangan udara besar-besaran oleh Israel.
Sesuai syarat-syarat gencatan senjata, Israel juga melonggarkan pembatasan-pembatasan di perbatasan dengan Gaza.
Perahu-perahu nelayan Palestina berlayar 10 kilometer ke laut, dua kali lipat batas sebelumnya yang menurut Israel diberlakukan untuk mencegah penyelundupan senjata. Nelayan Palestina mengatakan mencari ikan lebih mudah di air yang dalam.
Petani Gaza juga diijinkan mendatangi lahan di dekat pagar perbatasan Israel, yang sebelumnya merupakan zona militer tertutup.
Pejabat senior Hamas Khalil al Haya menyatakan kemenangan. Dia mengatakan warga Palestina telah mengklaim kembali sebagian wilayah darat dan laut dari Israel.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan baginya tidak ada masalah mengizinkan petani dan nelayan Palestina memperoleh mata pencaharian yang jujur.
Dia mengatakan sepanjang warga sipil Palestina tidak digunakan untuk menutupi serangan-serangan Hamas, Israel akan menjunjung tinggi gencatan senjata.
Gencatan senjata itu juga mendapat dukungan dari seorang ulama senior di Gaza yang memperingatkan kelompok-kelompok bersenjata Palestina bahwa melanggar gencatan senjata itu adalah "dosa."
Ulama itu, Suleiman al-Daya, mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa menghormati gencatan senjata adalah kewajiban agama bagi semua orang.
“Saya sangat gembira bahwa anak-anak saya akhirnya bisa kembali bersekolah dan mulai rutinitas mereka. Rutinitas sangat baik dan sangat penting bagi anak-anak kami,” kata seorang Bapak.
Para siswa Israel gembira kembali bisa bersekolah. Mereka mengatakan bersekolah lebih baik daripada berlibur di tempat-tempat berlindung dari serangan bom.
Pemandangan serupa terlihat di Gaza hari Sabtu. Puluhan ribu anak Palestina kembali bersekolah setelah berlindung di rumah selama serangan udara besar-besaran oleh Israel.
Sesuai syarat-syarat gencatan senjata, Israel juga melonggarkan pembatasan-pembatasan di perbatasan dengan Gaza.
Perahu-perahu nelayan Palestina berlayar 10 kilometer ke laut, dua kali lipat batas sebelumnya yang menurut Israel diberlakukan untuk mencegah penyelundupan senjata. Nelayan Palestina mengatakan mencari ikan lebih mudah di air yang dalam.
Petani Gaza juga diijinkan mendatangi lahan di dekat pagar perbatasan Israel, yang sebelumnya merupakan zona militer tertutup.
Pejabat senior Hamas Khalil al Haya menyatakan kemenangan. Dia mengatakan warga Palestina telah mengklaim kembali sebagian wilayah darat dan laut dari Israel.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan baginya tidak ada masalah mengizinkan petani dan nelayan Palestina memperoleh mata pencaharian yang jujur.
Dia mengatakan sepanjang warga sipil Palestina tidak digunakan untuk menutupi serangan-serangan Hamas, Israel akan menjunjung tinggi gencatan senjata.
Gencatan senjata itu juga mendapat dukungan dari seorang ulama senior di Gaza yang memperingatkan kelompok-kelompok bersenjata Palestina bahwa melanggar gencatan senjata itu adalah "dosa."
Ulama itu, Suleiman al-Daya, mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa menghormati gencatan senjata adalah kewajiban agama bagi semua orang.