Virus Ebola menular lewat codot yang dagingnya dimakan manusia. Tetapi penderita pertama dalam wabah disana adalah seorang anak berusia dua tahun. Para periset pada Institut Robert Koch di Berlin mengatakan, jika memang demikian, orang dewasa seharusnya menjadi korban pertama atau paling tidak bersamaan dengan anak itu.
Mereka lalu mencari kemungkinan lain. Dalam penelitian di desa asal anak itu di Guinea bulan April, tim periset itu mewawancarai warga, memantau kehidupan satwa liar, menangkap dan mengambil sampel kelelawar.
Mereka melihat sekelompok besar kelelawar pemakan serangga di sebuah pohon dekat rumah anak itu. Anak-anak sering menangkap kelelawar jenis tersebut untuk dijadikan mainan, sehingga membuka jalan bagi penularan virus Ebola.
Dalam terbitan EMBO Molecular Medicine, para periset itu mengatakan temuan tersebut memperluas kemungkinan sumber-sumber virus Ebola yang mematikan itu.