Kelompok-kelompok HAM Prihatin atas Penangkapan 300 Pejabat Pemerintahan di Saudi

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman melakukan penindakan anti korupsi dan sejumlah penangkapan terhadap kalangan keluarga kerajaan (foto: dok).

Kelompok-kelompok HAM hari Selasa (17/3) menyatakan keprihatinan atas ditangkapnya sekitar 300 orang pejabat pemerintahan di Arab Saudi atas tuduhan korupsi, dan memperingatkan kemungkinan terjadinya proses pengadilan yang tidak adil.

Para pejabat militer dan kehakiman termasuk di antara 298 orang yang ditangkap atas tuduhan menerima uang suap dan pemalsuan dana berjumlah 101 juta dolar amerika, kata badan anti korupsi Saudi, Nazaha.

Kata Nazaha, penangkapan itu terjadi setelah diadakan pemeriksaan atas 674 pegawai pemerintah, tetapi tidak menjalaskan kapan pemeriksaaan itu dilakukan. Ini adalah langkah anti korupsi terbaru yang dilakukan pemerintah untuk menumpas korupsi yang dianggap endemik di kerajaan itu.

Tahun 2017, kampanye anti-korupsi itu menangkap ratusan pangeran, menteri dan para pebisnis, yang semuanya ditahan di hotel Ritz Carlton yang mewah di ibukota Riyadh. Banyak dari para tersangka itu ditahan selama beberapa minggu dan dibebaskan setelah mereka berjanji akan membayar sejumlah uang denda. Kata para pejabat, usaha anti korupsi itu telah menghasilkan lebih dari 400 milyar real suadi, atau kira-kira 107 milyar dolar.

BACA JUGA: Penangkapan 2 Pangeran Saudi Dipandang Peringatan bagi Keluarga Kerajaan

Penangkapan-penangkapan paling baru itu terjadi bersamaan dengan pembersihan dalam kalangan kerajaan bulan ini, di mana Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al-Saud, saudara laki-laki Raja Salman, ditangkap, bersamaan dengan keponakan raja, Pangeran Mohammed bin Nayef, yang pernah menjadi putra mahkota. [ii/lt]