Laporan media Aljazair melaporkan bahwa anggota dari keluarga Moammar Gaddafi masuk Aljazair Senin, sementara pembrontak Libya masih terus mencari bekas pemimpin yang terpuruk itu.
Algerian Press Service mengutip kementerian luar negeri mengatakan bahwa isteri Gaddafi, seorang puteri dan dua putra Gaddafi serta anak-anak mereka tiba di Aljazair dini hari Senin setelah melintasi perbatasan Libya.
Di Libya, pasukan pembrontak semakin mendekat ke kota kelahiran Moammar Gaddafi, Sirte, setelah berhasil merebut ibukota.
Komandan pembrontak di Misrata mengatakan pasukan oposisi mendesak ke Sirte dari barat Senin dan berada sekitar 30 kilometer dari kota pesisir itu, yang terletak 450 kilometer timur dari ibukota.
Seorang jurubicara pembrontak mengatakan Minggu bahwa pasukan anti pemerintah akan merebut Sirte kalau perundingan dengan pemimpin suku untuk bertekuk lutut gagal. Gaddafi tidak menampakkan diri sejak pembrontak merebut Tripoli, dan kawasan Sirte merupakan salah satu daerah dimana dia kemungkinan pergi bersembunyi.
Kepala Dewan Transisi Nasional, Mustafa Jalil, mengatakan Senin, bahwa Gaddafi masih merupakan ancaman terhadap Libya dan dunia. Jalil juga menyerukan diteruskannya dukungan NATO, yang melakukan serangan udara terhadap pasukan pro-Gaddafi sejak Maret berdasarkan sebuah mandat PBB. Komentarnya datang sementara pejabat pertahanan dari negara-negara yang terlibat secara militer di Libya bertemu di Qatar.
Sementara itu, perusahaan energi Italia 'Eni', yang merupakan produsen minyak asing terbesar di Libya, telah menandatangani sebuah pakta dengan pimpinan pemberontak untuk memulai kembali produksi.
Eni menandatangani persetujuan itu Senin di Benghazi dengan Dewan Transisi Nasional. Dewan itu merupakan badan pengatur untuk kelompok pemberontak yang telah menguasai Libya meskipun masih belum berhasil menemukan diktator Libya, Moammar Gaddafi.
Eni memperkecil operasinya di Libya selama pemberontakan enam bulan, dan menurunkan produksinya dari 280 ribu barel menjadi 50 ribu barel minyak mentah per hari.
Eni dan pemimpin pemberontak mengatakan mereka akan memulihkan operasi perusahaan itu secara cepat. Tetapi CEO Eni, Paolo Scaroni mengatakan minggu lalu bahwa ini butuh 18 bulan sampai operasi pulih sepenuhnya. Kerusakan luas terjadi pada lapangan minyak perusahaan itu.
Eni merupakan satu dari beberapa perusahaan minyak global yang berusaha memulai kembali produksi mereka di Libya. Sebelum pemberontakan, Libya memproduksi 1,8 juta barel per hari, sekitar 2 persen dari produksi minyak dunia. Tetapi ketika terjadi pemberontakan, produksi minya menurun menjadi hanya 60 ribu barel per hari.