Keluarga Israel Berupaya Halangi Pertukaran Tahanan dengan Palestina

Warga Palestina merayakan kesepakatan pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel di kota West Bank, Nablus (15/10).

Beberapa anggota keluarga Israel yang tewas akibat serangan Palestina, berupaya menggagalkan pertukaran tawanan tersebut.

Warga Israel yang menentang usulan pertukaran ratusan tahanan Palestina dengan tawanan tentara Israel Gilad Shalit, akan melakukan upaya jalur hukum terakhir untuk menghentikan kesepakatan itu.

Mahkamah Agung Israel hari Senin mendengarkan argumen penghentian pertukaran tawanan dengan gerakan Hamas dari pengacara yang mewakili keluarga Israel. Kebanyakan anggota keluarga Israel tewas akibat serangan Palestina.

Para pengacara yang mewakili keluarga-keluarga Israel yang kerabatnya tewas dalam serangan-serangan Palestina mengajukan keberatan mereka hari Senin, dalam upaya hukum terakhir untuk menghalangi pertukaran dengan kelompok Islamis Hamas itu.

Hari Minggu, Pengadilan Tinggi menyetujui permintaan keluarga Shalit dalam gugatannya mendukung kesepakatan itu. Keluarga Shalit memperingatkan penundaan terhadap perjanjian akan sangat berpengaruh bagi nasib putra mereka.

Sebelumnya pengadilan-pengadilan Israel telah menolak petisi yang berupaya mencegah pembebasan tahanan Palestina dalam jumlah besar.

Israel memindahkan sebagian besar 477 tahanan yang diperkirakan akan dibebaskan hari Selasa ke penjara sementara di padang pasir Negev. Sebelumnya, pemerintah mengumumkan daftar resmi nama-nama tahanan di situs layanan penjara. Warga Israel punya waktu 48 jam untuk mengajukan banding terhadap setiap kesepakatan.

Gilad Shalit ditangkap oleh gerilyawan Palestina dalam serangan lintas-perbatasan tahun 2006 yang dilancarkan dari terowongan di Gaza ke Israel selatan.

Berdasarkan kesepakatan pertukaran tahanan, sebanyak 1.027 tahanan warga Palestina akan dibebaskan dalam dua tahap atas pembebasan Gilad Shalit. Shalit akan diserahkan ke Mesir dan kemudian diserahkan ke Israel. 550 Tahanan yang tersisa akan dibebaskan dalam jangka waktu dua bulan. Kira-kira 40 tahanan akan dikirim ke negara ketiga. Lainnya akan diizinkan kembali ke rumah mereka di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur.

Sementara itu di Washington hari Senin, juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner mengatakan mediator internasional akan bertemu secara terpisah dengan para perunding Palestina dan Israel di Yerusalem tanggal 26 Oktober, dalam upaya meluncurkan kembali pembicaraan damai.