Kemhan RI dan PT DI Gandeng Airbus untuk Produksi Pesawat C-295

  • Wella Sherlita

Awak pesawat Casa C-295 AU Spanyol terlihat menonton program penerbangan pada acara Pameran Dirgantara Internasional di bandara Schoenfeld Berlin, Jerman. (Foto: dok)

Pemerintah Indonesia –melalui Kementerian Pertahanan dan PT Dirgantara Indonesia menggandeng Airbus Military untuk menjajaki pembuatan pesawat militer jenis Transportasi Ringan C-295. Pesawat ini diklaim memiliki daya angkut yang lebih besar dan lebih efisien.

Penjajakan kerjasama dengan pihak Airbus Military diawali dengan kunjungan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin ke fasilitas Airbus Military di San Pablo, Sevilla, Spanyol, pada awal September lalu. Pembicaraan berlanjut dengan kedatangan CEO Airbus Military, Domingo Urena-Raso, di Kementerian Pertahanan, Selasa siang, di Jakarta, untuk membicarakan lebih lanjut produksi pesawat yang akan melibatkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tersebut.

“Kami datang untuk menjelaskan kepada Menteri Pertahanan mengenai proyek kerjasama yang melibatkan Airbus Military, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA), untuk mendukung restrukturisasi industri pesawat terbang Indonesia yang lebih kuat dan bertahan lama. Sebagaimana yang Anda ketahui, kami telah bekerjasama dengan PT DI sejak 35 tahun yang lalu, dan berharap kerjasama ini akan terus berlanjut hingga 35 tahun ke depan,“ kata Domingo Urena-Raso.

Rencana program kerjasama yang dibangun antara PT DI dan Airbus Military merupakan kemitraan strategis. Pada tahapan berikutnya, PT DI akan menjadi basis produksi pembuatan pesawat C-295, khususnya melalui peran besar yang akan diberikan oleh Airbus Military untuk wilayah Asia Pasifik.

Direktur PT DI, Budi Santoso, menjelaskan saat ini PT DI telah memproduksi pesawat tipe C-212 dan CN-235. Sedangkan untuk C-295, PT DI telah memproduksi dan memasok sebagian besar komponennya.

Budi Santoso mengatakan, “Pesawat C-295 itu adalah hasil pengembangan dari pesawat C-235. Badannya diperpanjang 3 meter; satu setengah meter ke depan, satu setengah meter ke belakang. Sayap tetap sama, kemudian mesin diganti dengan yang lebih besar kira-kira 1,5 kali (lebih besar). Pada waktu pesawat ini dibuat oleh Casa di Spanyol, komponennya sebagian juga sudah dibuat oleh PT DI dan dikirim ke Spanyol. Jadi nanti untuk produksi di Indonesia, persiapan untuk PT DI sebetulnya tidak banyak, kita tinggal merubah sedikit perakitannya dari CN-235 menjadi C-295.”

Upaya kerjasama antarpelaku industri pertahanan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri; khususnya mempercepat proses alih teknologi dan berbagi pengalaman dalam pengelolaan dan pemasaran.

“Bukan hanya membuat pesawat, tapi kita akan mendapat ilmu bagaimana membuat pesawat dengan baik. Kalau bikin pesawat kita (PT DI) sudah bisa, tetapi dunia ini semakin lama semakin kompetitif dan kita harus bisa mengikuti agar tidak ketinggalan, ” ujar Budi Santoso.

Saat ditanyakan, adakah krisis keuangan Eropa dapat mengurangi kerjasama yang sudah berjalan selama ini, Domingo Urena-Raso kepada VOA memastikan bahwa kerjasama dengan PT DI justru akan ditingkatkan.

"Saya kira, kerjasama ini tidak akan terpengaruh oleh krisis ekonomi Eropa. Saya yakin, ini justru akan lebih kuat dan lebih kompetitif. Saya sekaligus berharap agar dari kerjasama ini kami dapat meraih kesempatan yang lebih banyak lagi dalam produksi pesawat untuk pasar domestik (Indonesia) atau untuk ekspor. Kami ingin memperluas kerjasama ini, meskipun dalam keadaan krisis ekonomi," demikian Domingo Urena-Raso.