Montenegro menjadi tuan rumah latihan NATO sebelumnya bulan ini, sementara negara itu bersiap-siap menjadi anggota NATO tahun depan.
James Ker-Lindsay dari London School of Economics mengatakan, "Dulu, Montenegro pernah menjadi kubu kuat Rusia di Balkan barat. Tapi sekarang sudah berubah sama sekali. Di bawah pimpinan Perdana Menteri Milo Djukanovic, kita melihat pengaruh Rusia sangat berkurang. Misalnya, Montenegro mematuhi sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia setelah peristiwa-peristiwa di Krimea.”
Beberapa ratus kilometer dari Montenegro, Serbia selalu melakukan latihan militer bersama Rusia dan Belarus. Moskow terang-terangan marah atas keputusan Montenegro menjadi anggota NATO.
Montenegro menjadi anggota NATO pada saat ada ketegangan di dalam negeri, dalam NATO, dan di Eropa.
Ketegangan meningkat setelah muncul klaim adanya rencana pembunuhan oleh militan pro-Rusia terhadap Perdana Menteri Milo Djukanovic. Tidak ada laporan bahwa pemerintah Rusia terlibat.
Keresahan mengenai keamanan semakin meningkat selagi Uni Eropa menghadapi ketegangan di dalam tubuh mereka sendiri, kehilangan salah satu kekuatan militernya karena Inggris meninggalkan Uni Eropa sebagai hasil referendum Brexit.
"Akan bijaksana kalau negara-negara Uni Eropa bekerja sama untuk memperkuat dan mempertahankan hubungan antara Eropa dan Inggris,” ujar Leslie Vinjamuri, seorang analis dari Chatham House.
Selain itu, presiden terpilih Amerika Donald Trump, ingin agar negara-negara sekutu membayar lebih banyak untuk pertahanan dengan mengatakan bahwa kalau tidak, Amerika mungkin tidak akan membantu mereka. Pernyataan itu menimbulkan kerisauan mendalam.
"Semuanya belum diketahui dengan pasti. Dan jika Eropa tidak memiliki tanggapan kuat untuk mengamankan kawasan, maka diperkirakan Moskow akan memanfaatkan situasi ini,” ujar Ker-Lindsay. Namun banyak analis yakin bahwa pendekatan Trump terhadap NATO akan berubah dengan cepat jika menghadapi krisis keamanan.
Para analis keamanan mengatakan, orang-orang yang dipilih Donald Trump untuk menduduki jabatan-jabatan penting pemerintahan akan mengungkap niat kebijakan luar negeri presiden baru Amerika itu. [ds]