Ketegangan Meningkat di Libya, Perebutkan Kota Strategis Gharyan

Gharyan, Libya.

Sehari setelah pertempuran memperebutkan Kota Gharyan di Libya, mobil-mobil yang terbakar berserakan di tepi jalan bebas hambatan dan hanya sebagian pemilik toko yang masih membuka bisnisnya.

Para petani setempat mengambil sisa-sisa pecahan bom yang dijatuhkan dari pesawat nirawak pada malam sebelumnya.

Pertempuran pekan lalu menjadi titik balik perang di sekitar ibu kota Libya, Tripoli, yang sebagian besar merupakan pertumpahan darah yang tiada akhir, menurut tentara yang berperang untuk pasukan barat Tripoli. Jalur pasokan kini terputus bagi pasukan timur yang pertama kali menyerang Tripoli tiga bulan lalu.

Pasukan Timur, Senin (1/7), mengancam serangan-serangan udara lagi, termasuk terhadap bandara Tripoli.

Bagi kedua pihak, pertempuran ini bukan hanya pertempuran merebut satu kota, namun perjuangan masa depan Libya. Jika pasukan Barat menang, Libya dapat tetap terpecah dan bias kembali bersatu secara perlahan melalui diplomasi dan pemilu. Jika pasukan timur yang menang, bisa mengantarkan era baru bagi kembalinya orang kuat di Libya.

Di sebuah pasar di Tripoli tengah, para pemilik toko mengatakan kota ini menjadi lebih padat, tegang dan banyak dihuni warga miskin sejak perang terbaru dimulai. Lebih dari 650 orang tewas dalam pertempuran tiga bulan, dan lebih dari 94.000 mengungsi. [ps/pp]