Staf Ahli DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Abraham Ibnu memastikan tidak ada aksi borong sembako di Surabaya dan kota-kota lain di Jawa Timur, pasca pengumuman pasien yang positif tertular virus corona beberapa hari lalu.
Seperti yang dilaporkan beberapa media, warga yang panik karena khawatir penyebaran virus corona dilaporkan memborong bahan-bahan kebutuhan pokok di sejumlah swalayan dan pasar modern di Jakarta.
BACA JUGA: Siapkan RS Hingga Herbal Penangkal Korona, Pemkot Surabaya Minta Warga Tidak KhawatirAbraham menegaskan pasokan bahan pangan masih mencukupi. Dia mengimbau masyarakat di daerah lain termasuk Jawa Timur, untuk tidak ikut panik dan memborong bahan kebutuhan pokok karena stok aman.
“Di beberapa kota tidak terjadi panic buying itu. Kami sudah cek di Tuban, di Madiun, di Bojonegoro. Anggota kami ada di sana melaporkan lewat video juga, kelihatannya masih normal. Hanya pembelanjaan rutin kebutuhan bulanan,” kata Abraham Ibnu.
Pantauan VOA di sejumlah swalayan di Surabaya tidak tampak adanya antrean panjang, meski untuk beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang masih normal. Demikian pula di pengecer atau toko kelontong bahan kebutuhan pokok, belum menunjukkan adanya kenaikan harga yang mencolok, maupun aksi borong seperti di Jakarta.
Rominah, pemilik toko kelontong di kawasan Bumiarjo, Surabaya, menuturkan bahwa dia belum melihat adanya kelangkaan barang maupun kenaikan harga secara signifikan.
“Tidak ada, kalau di masyarakat barang masih tersedia, normal, Dari (harga) Rp. 14.500 menjadi Rp. 15.500, dari Rp. 15.500 sampai kemarin Rp. 16.000, gula. Kalau beras masih stabil. Paling ada peningkatan Rp. 100 per kilogram, tapi tidak saya naikkan (harganya), masih tetap,” tutur Rominah.
BACA JUGA: Pakar: Ada Alasan Tidak Panik Hadapi Virus CoronaAnggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Agatha Retnosari juga meminta masyarakat tidak panik dengan temuan kasus virus corona di Indonesia, karena panik tidak akan membantu menghentikan penyebaran virus itu.
Dia menegaskan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyiapkan langkah-langkah ansitipasi, sesuai prosedur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Agatha Retnosari juga menjamin pasokan bahan kebutuhan pokok tersedia hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri mendatang.
“Sepengetahuan saya ketersediaan sembako, sampai menjelang lebaran semuanya aman. Tetapi jika kepanikan corona ini berlanjut, maka saya akan meminta kepada semua dinas terkait untuk segera melakukan evaluasi ketersediaan sembako,” ujar Agatha Retnosari.
Sementara itu untuk masker, hand sanitizer serta barang-barang yang banyak dicari masyarakat untuk pencegahan virus corona, di sejumlah tempat tidak dapat ditemukan karena habis dibeli masyarakat.
Marican Silaen, pemilik sekaligus apoteker penanggung jawab di Apotek Wonosari Medika, Surabaya, mengaku permintaan masker meningkat tajam dibandingkan sebelum merebaknya virus corona. Akibatnya, stok masker habis baik di apotek maupun di distributor. Menurutnya, kenaikah harga masker sudah terjadi sejak tiga pekan lalu.
“Jadi, sejak tiga minggu yang lalu itu, pasien itu langsung sudah membludak cari masker. Stok kami, waktu itu memang lumayan cukup banyak, tapi karena pasiennya juga banyak yang beli, ya habis langsung. Kita mau buka order pula itu sudah kosong juga di distributor resmi,” ungkap Marican Silaen kepada VOA.
Your browser doesn’t support HTML5
Sulitnya mencari masker di toko ritel dialami oleh seorang konsumen, Christiana Beatrix. Dari sejumlah toko dan ritel yang dikunjungi di daerah Sidoarjo, tidak satupun yang menjual masker dengan alasan habis terjual. Pemerintah diharapkan segera mencari solusi kelangkaan itu dan memberi edukasi kepada masyarakat mengenai siapa yang wajib menggunakan masker. Menurut Christiana, dia sempat mampir ke beberapa toko di daerah Tropodo saat pulang kerja, tetapi stok masker di toko-toko tersebut kosong.
“Saya mencari masker, bukan untuk karena takut atau apa, tetapi memang kebutuhan saya naik sepeda motor. Tetapi sudah beberapa toko ritel sampai yang di dekat perumahan saya itu kosong, sudah beberapa hari ini. Tidak tahu juga, apakah ini karena efek corona, tapi ya inilah kenyataannya, susah mencarinya,” tandas Christiana Beatrix. [pr/ft]