Keunggulan Suara Clinton atas Trump Lebih dari 2 Juta

Perolehan suara Hillary Clinton mengungguli Trump dengan selisih 2 juta suara lebih.

Perhitungan hingga Rabu (23/11) menunjukkan Hillary Clinton unggul atas Trump dengan selisih 2.017.563 suara, yang bisa bertambah karena masih ada kartu suara yang belum dihitung.

Hillary Clinton dari Partai Demokrat kini unggul suara atas presiden terpilih Amerika Donald Trump yang memenangkan jabatan Gedung Putih dengan unggul di negara-negara bagian yang memiliki suara elektoral yang cukup untuk membuatnya menjadi presiden Amerika ke 45.

Selagi penghitungan suara berlanjut di beberapa negara bagian, Clinton hari Rabu unggul 2.017.563 suara, yang bisa bertambah karena masih ada kartu suara yang belum dihitung di negara-negara bagian di mana ia menang, khususnya di California, negara bagian terbesar di pantai Samudera Pasifik.

Tidak soal berapapun suara yang diperoleh Clinton, hal itu tidak akan mengubah hasil pemilu 8 November. Ia akan menjadi calon presiden ke lima dalam sejarah Amerika dan yang kedua dalam 16 tahun terakhir yang memenangkan suara terbanyak tapi kalah dalam pemilu karena konstitusi Amerika yang berumur dua abad menetapkan sistem lembaga perwakilan pemilih, atau Electoral College, untuk memilih presiden.

Pemilu presiden Amerika pada hahekatnya adalah pemilu terpisah di masing-masing dari 50 negara bagian dan ibukota, Washington, dengan pemenang di setiap negara bagian meraup semua suara dalam Electoral College.

Untuk memperoleh kemenangan diperlukan mayoritas sekurangnya 270 dari 538 suara electoral, dengan negara-negara bagian terbesar paling berpengaruh pada hasilnya.

Trump memenangkan beberapa negara bagian dengan selisih suara kecil, sementara Clinton, mantan menlu Amerika yang ingin menjadi presiden perempuan pertama Amerika, menang dengan selisih suara besar di California dan New York. Ini menyebabkan Clinton mendapat suara terbanyak secara nasional sementara Trump tampaknya memenangkan suara elektoral 306 setelah hasil-hasil di setiap negara bagian hampir selesai dihitung.

Trump, seorang miliarder real estate yang kini sedang menunjuk pejabat-pejabat penting untuk pemerintahan barunya, beberapa kali mengecam penggunaan sistem elektoral dalam memilih presiden namun juga mengatakan “sebenarnya jenius membuat semua negara bagian, termasuk yang kecil, berperan.”

Hari Selasa, Trump mengatakan kepada wartawan harian New York Times ia “lebih menyukai sistem suara terbanyak” dan “ tidak pernah menyukai lembaga perwakilan pemilih sampai sekarang ini.” meskipun sistem itu telah membuatnya menjadi presiden terpilih. [my/ds]