Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia dan muncul berbagai perdebatan bagaimana Indonesia melawan pandemi itu. Untuk itulah sekelompok orang dengan semangat positif membentuk masyarakat pembauran yang mereka namakan "Melting Pot Community".
Kelompok pembauran atau Melting Pot Community yang dibentuk awal Maret lalu di Jakarta adalah kumpulan orang dengan berbagai latar belakang suku, agama, pendidikan dan profesi yang punya keinginan sama, yakni menumbuhkan kembali semangat toleransi, solidaritas dan jati diri bangsa, terutama pada masa merebaknya pandemi Covid 19.
Ketua Produksi Komunitas Melting Pot, Eddy Kuncoro mengatakan, “Ada beberapa orang yang prihatin tentang Indonesia, karena ditengah-tengah pandemi ini masih banyak komentar yang intoleran dan rasanya ingin memecah belah, jadi dengan kepihatinan itu kami merasa bangkit bersatu bersama-sama untuk berkarya dan membangun Indonesia”.
Anggota komunitas Melting Pot yang terdiri atas 15 profesional dalam berbagai profesi itu, mempunyai program kepedulian dan kemanusiaan.
BACA JUGA: ATM Beras Bagi Warga Terdampak CoronaEddy Kuncoro menambahkan, “Ketuanya sekarang Amelia Muis, seorang jurnalis yang prihatin pada kemanusiaan, perbedaan etnis, dan agama, untuk menjembatani dengan memberi pertolongan, mengumpulkan dana, memberi APD kepada para dokter dan petugas di RS untuk mengatasi covid 19. Kami juga membagikan sembako kepada Gojek online yang terimbas covid 19, orang miskin, yang terkena PHK dan memberi makan siang untuk para penggali kubur”.
“Dana sebagian dari fundraising, dari sponsor perusahaan-perusahaan yang mengalokasikan dana kemanusian mereka,” ujarnya.
Kelompok masyarakat pembauran semacam ini sangat diperlukan, khususnya pada saat menghadapi kesulitan, seperti dikatakan salah seorang anggotanya, Ina Sahsan.
“Saya bergabung dengan Melting Pot Community karena saya melihat adanya hal-hal bagus yang diusung oleh kawan-kawan, yaitu solidaritas, keragaman dan kemanusiaan. Nilai-nilai ini sangat relevan dengan situasi sekarang, di mana kita semua tahu seluruh dunia berusaha untuk menekan Covid 19. Di Melting Pot ini kami sama-sama bergandengan tangan tanpa melihat perbedaan, bergotong-royong dalam menghadapi covid 19 ini”.
Di samping itu upaya paling menarik yang dilakukan Melting Pot adalah pembuatan video “Indonesia Pusaka”, mengingat musik adalah bahasa universal yang bisa menjangkau siapa saja dan dari kalangan manapun. Video musik yang digubah oleh Aminoto Kosin dan dibawakan oleh 12 anak, tiga di antaranya penyandang cacat, untuk menyebarkan semangat positif dan menggugah rasa persatuan bangsa.
Keanggotaan komunitas Melting Pot ini terbuka untuk siapapun yang beritikad baik dalam menjaga nilai-nilai positif, tenggang rasa dan solidaritas yang dijunjung tinggi demi perdamaian. [ps/ii]
Your browser doesn’t support HTML5