Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atau Koalisi Indonesia Adil Makmur menyatakan tidak akan menghadiri pertemuan tahunan International Monetery Fund (IMF) dan World Bank yang akan digelar pada 8-14 Oktober mendatang di Bali. Tim Ekonomi Prabowo-Sandi, Rizal Ramli menilai biaya pertemuan tersebut terlalu besar. Apalagi, kata dia, Indonesia tengah diliputi bencana seperti gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Memang dari segi biayanya luar biasa besar Rp830 miliar. Ada estimasi lain-lain mungkin lebih besar lagi. Itu nyaris US$70 juta, setahu saya mengadakan konvensi internasional biasanya US$10 juta sudah hebat dan mewah," jelas Rizal Ramli di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (5/10).
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Pemerintah akan Tunda Sejumlah Proyek InfrastrukturRizal Ramli mendesak pemerintah untuk melakukan sejumlah penghematan anggaran pertemuan IMF-World Bank untuk kemudian dialihkan membantu warga terdampak bencana di Sulawesi Tengah dan Lombok.
"Karena tugas penyelenggara hanya menyediakan venue, menyediakan makanan dan ketiga jemputan. Pemerintah bisa menghemat misalnya minta menteri keuangan, bank-bank supaya klien yang paling kayanya pinjami mobil 2 minggu. Jadi ada cara-cara untuk menghemat," imbuhnya.
Tim Jokowi Nilai Sikap Koalisi Prabowo Kekanak-kanakan
Menanggapi itu, juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Irma Suryani Chaniago menilai sikap Koalisi Adil Makmur yang berencana tidak mengirimkan perwakilan mereka ke pertemuan IMF-World Bank, kekanak-kanakan. Menurut Irma, koalisi Prabowo bisa memberikan masukan-masukan mereka secara langsung ke pemerintah.
"Tabayyun (memeriksa dengan teliti), misalkan silakan laksanakan, kemudian ini dikurangi, dihitung lagi, kan enak. Bukannya tidak hadir, itu kan childish banget," tutur Irma saat dihubungi VOA, Sabtu (6/10).
BACA JUGA: Indonesia Tawarkan Peluang Investasi $42 Miliar di Pertemuan IMF-WBDi samping itu, kata Irma, pertemuan tersebut juga diharapkan dapat menjadi solusi bagi Indonesia dalam penanganan pascabencana di beberapa sejumlah wilayah. Sebab, pertemuan tersebut nantinya juga akan membahas bencana di Indonesia.
"Yang harus dipikirkan itu bagaimana cara kita secara bersama-sama memulihkan wilayah-wilayah yang terkena bencana ini. Salah satunya melalui pertemuan tersebut juga. Bagaimana pemerintah Indonesia bisa berbicara kepada dunia, siapa tahu dari situ banyak sumbangan yang masuk," imbuhnya.
Kendati demikian, Irma Suryani menilai tidak ada kerugian bagi pemerintah jika nantinya Koalisi Indonesia Adil Makmur tidak hadir dalam pertemuan IMF-World Bank.
Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan IMF-Bank Dunia
Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali, pada 8-14 Oktober 2018. Pertemuan ini akan dihadiri 19.800 peserta dari 189 negara. Jumlah peserta terdiri dari 5.050 delegasi dan 14.750 non-delegasi. Peserta non-delegasi termasuk investor, media dan akademisi.
Pemerintah memperkirakan penyelenggaraan World Bank-IMF meeting juga diperkirakan akan meningkatkan upah riil sebanyak 1,13 persen dan rata-rata kesempatan kerja sebanyak 1,26 persen. Jumlah kesempatan kerja selama World Bank-IMF annual meeting diperkirakan mencapai 32.700 orang. [Ab/em]