Rusia terus berupaya mendestabilisasi Afghanistan dan mendorong perpecahan antara AS dan mitra-mitra koalisinya, menurut komandan pasukan AS di Afghanistan yang akan segera habis masa jabatannya.
Komandan Pasukan AS di Afghanistan yang juga pemimpin Misi Resolute Support, Jenderal John Nicholson, akan menyelesaikan masa jabatannya pada Minggu (2/9), setelah memegang posisi itu lebih dari dua tahun.
Tapi sebelum menyerahkan komando, diamengungkapkan keraguannya akan niat Rusia di kawasan itu, meskipun baru-baru ini Moskow menawarkan diri untuk membantu Taliban berdamai dengan pemerintah Afghanistan.
"Kita tahu Rusia berupaya merongrong kemajuan militer kita dan kemajuan militer yang telah dicapai beberapa tahun ini di Afghanistan, dan membuat mitra-mitra mempertanyakan stabilitas di Afghanistan," kata Nicholson dalam surat elektronik kepada VOA, menyusul pertanyaan dari taklimat pada 22 Agustus dengan para wartawan di Pentagon.
"Bukan rahasia lagi bahwa Rusia memanfaatkan semuakesempatan untuk mendorong perpecahan antara AS dan mitra-mitranya di Asia Tengah, termasuk Afghanistan," kata Nicholson menambahkan.
Para pejabat AS dan Afghanistan sebelumnya telah menuduh Rusia campur tangan di Afghanistan dengan memberi senjata dan pelatihan kepada para pemberontak Taliban.
Moskow telah menolak tuduhan itu, mengatakan pihaknya hanya memiliki ikatan politik dengan Taliban. Namun, Rusia terus menghadapi kecurigaan yang meningkat dari AS dan mitra-mitranya, yang mengatakan Kremlin terus berupaya meningkatkan pengaruhnya di Afghanistan dan di negara-negara lain di kawasan itu. [vm/ii]