Mantan Presiden Perancis Francois Hollande menyampaikan dua kata terhadap klaim Presiden Amerika Donald Trump bahwa warga Paris yang bersenjata dapat menggagalkan para penyerang ISIS di aula konser Bataclan, yaitu “tidak senonoh dan tercela.”
Kemarahan Perancis memuncak akhir pekan ini terhadap pernyataan Trump dalam forum Asosiasi Senjata Api Amerika NRA – dan khususnya pada isyarat tangan memicu senjata api terhadap para penyerang di Bataclan tahun 2015 lalu. Sejumlah ekstremis dengan sabuk peledak dan senjata serbu menewaskan 130 orang dalam serangan di tempat konser di Bataclan, beberapa kafe dan stadion nasional Paris.
Hollande, yang menjadi presiden ketika serangan itu terjadi, menyebut isyarat Trump itu “cabul.” Berbicara pada stasiun televisi BFM hari Minggu (6/5) menyebut pernyataan Trump itu “tidak dapat ditolerir” bagi mereka yang selamat dan keluarga para korban.
Pemerintah Perancis dengan penuh semangat membela kebijakan pengendalian senjata api mereka, dan kini memuncak tekanan terhadap Presiden Emmanuel Macron agar menuntut permohonan maaf Trump, meskipun keduanya bersahabat baik. [em/jm]