Konferensi Perdamaian Suriah Paling Cepat Mulai Juli

  • Edward Yeranian

Utusan khusus PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi menyatakan konferensi perdamaian Suriah tidak akan berlangsung sebelum bulan Juli (foto: dok).

Konferensi Suriah tidak akan berlangsung sebelum Juli, karena kedua pihak dalam konflik itu tidak siap untuk berkomitmen pada solusi diplomatik.
Para perunding internasional mengatakan konferensi perdamaian untuk menghentikan konflik Suriah baru akan bisa berlangsung paling awal bulan Juli. Berita ini muncul selagi pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh milisi Hizbullah Libanon merebut kubu pemberontak Qusair setelah pengepungan dua minggu.

Utusan khusus PBB untuk Suriah mengatakan sebuah konferensi perdamaian internasional untuk mengakhiri perang saudara kemungkinan tidak akan terlaksana sebelum bulan Juli karena kedua pihak dalam konflik itu tidak siap untuk membuat komitmen solusi diplomatik.

Lakhdar Brahimi hari Rabu mengatakan akan memimpin putaran kedua pembicaraan persiapan tanggal 25 Juni setelah pertemuan para pejabat Rusia, Amerika dan PBB di Jenewa hari Rabu gagal menyelesaikan berbagai masalah tentang perundingan perdamaian yang diusulkan tersebut.

Sementara itu, buldoser membersihkan puing-puing dari jalan-jalan di Qusair selagi tentara pro-pemerintah merondai kota itu setelah pemberontak mundur Selasa malam. Televisi pemerintah Suriah menunjukkan tentara mengibarkan bendera bergambar Presiden Bashar al-Assad di atas menara jam di alun-alun kota Qusair.

Seorang koresponden jaringan televisi Manar milik Hizbullah melaporkan pasukan pemerintah menyisir kota itu untuk mencari sisa-sisa pemberontak sementara suara tembakan di sana-sini menggema. Laporan-laporan mengatakan warga sipil tidak diizinkan kembali ke kota itu. Puluhan pejuang Hizbullah dilaporkan tewas dalam ofensif itu.

Aref Hammoud, juru bicara pemberontak Tentara Suriah Merdeka, mengatakan serangan artileri bertubi-tubi memaksa pemberontak mundur.

Dia mengatakan pasukan pemerintah melancarkan serangan lebih gencar dan terus menerus atas kota itu dengan menggunakan semua kekuatan yang ada, termasuk kekuatan udara, artileri medan dan tank, menembus pertahanan pemberontak dari sisi selatan.

Para saksi mata mengatakan pemberontak mundur dari posisi mereka di utara Qusair menyusul serangan artileri pemerintah yang bertubi-tubi. Sumber-sumber Hizbullah mengatakan sebuah koridor dibiarkan terbuka untuk memungkinkan pemberontak melarikan diri dari kota itu.

Skala penderitaan manusia akibat perang dua tahun lebih di Suriah sangat besar. Sedikitnya 70.000 orang tewas. PBB melaporkan jumlah pengungsi Suriah di negara-negara tetangga melampaui 1,6 juta dan jutaan lagi terlantar di dalam negeri.

Yordania telah menampung hampir setengah juta warga Suriah, dan sekitar 130.000 orang berlindung di kamp Zaatari dekat perbatasan.