Konflik di Ukraina Timur Masuki Tahun Kelima

  • Henry Ridgwell

Utusan Khusus Amerika untuk Ukraina, Kurt Volker bertemu pasukan Ukraina di dekat Popasna, Donbas, Ukraina timur, hari Selasa (15/5). (M. Gongadze/VOA)

Perang Ukraina dengan pemberontak separatis yang didukung Rusia di bagian timur wilayah itu telah memasuki tahun kelima. Sejak Februari lalu bentrokan meningkat di garis kontak sepanjang 450 kilometer.

Utusan Khusus Amerika untuk Ukraina Kurt Volker bersama dengan Duta Besar Amerika Marie Yovanovitch, hari Selasa (15/5) melakukan perjalanan ke garis depan untuk menyaksikan langsung dampak aksi kekerasan itu.

Utusan Khusus Amerika Kurt Volker mengatakan ia ingin menarik perhatian dunia pada konflik yang terlupakan itu. Perang Ukraina melawan pemberontak separatis yang didukung Rusia terus berlanjut, tidak dalam berita utama dunia, tetapi di desa-desa yang hancur dan ladang-ladang ranjau.

Sudah satu tahun sejak pemantau Organisasi Untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa OSCE dari Amerika Joseph Stone tewas ketika mobil yang dikendarainya melindas ranjau darat. Tim pemantau OSCE dan warga sipil masih menghadapi bahaya besar.

“Risiko terbesar bagi warga sipil adalah menderita luka-luka akibat pecahan logam, yang berarti digunakannya senjata yang seharusnya tidak digunakan, sesuai perjanjian Minsk. Jumlah terbesar kedua kategori luka-luka adalah akibat ranjau dan bom yang tidak meledak,” kata Alexander Hug.

OSCE memantau catatan hingga 1.000 pelanggaran gencatan senjata setiap hari, yang mayoritas dilakukan oleh pemberontak yang didukung Rusia.

Volker mendukung penempatan pasukan penjaga perdamaian PBB di bagian timur Ukraina, tetapi mengatakan ia tidak mendapat kabar apapun dari Rusia tentang isu tersebut sejak beberapa pertemuan Februari lalu. Komandan militer Rusia Desember lalu menarik diri dari pusat pemantauan gencatan senjata gabungan.

“Setiap orang memiliki pemahaman yang sangat jelas bahwa konflik ini adalah akibat intervensi Rusia, bahwa hal ini 100% di bawah komando dan kontrol Rusia, arahan Rusia dalam kegiatan politik dua republik pemberontak, jadi kita membutuhkan Rusia untuk mengambil keputusan fundamental demi perdamaian. Jika mereka bersedia melakukan hal itu, kami siap masuk dan membantu,” ujar Kurt Volker.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, Amerika telah memasok Ukraina dengan sistem rudal anti-tank Javelin, yang menimbulkan kemarahan Rusia.

Para komandan Ukraina menegaskan bahwa mereka ingin mendapat lebih banyak bantuan militer.

Volker tidak menjanjikan lebih banyak senjata. Tetapi kunjungannya telah memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan harapan di Ukraina bahwa Amerika mungkin memberikan lebih banyak dukungan.

Tidak jelas apakah harapan itu akan terpenuh. [em/ds]