Gedung Putih hari Minggu (6/10) mengumumkan penarikan tentara Amerika dari bagian utara Suriah ketika Turki bergerak masuk dengan kekuatan ofensif militer. Kongres mengecam keras kebijakan itu dan meminta klarifikasi dari Pentagon. Sementara sekutu Amerika di bagian utara Suriah merasa khawatir dengan keselamatan mereka.
“Kita telah berada di Suriah selama bertahun-tahun. Perang di Suriah sedianya hanya dalam waktu singkat, sangat singkat. Kita seharusnya hanya masuk dan kemudian keluar," ujar Trump.
Pasukan Kurdi yang selama ini menjadi sekutu Amerika dan diberitahu bahwa pasukan Amerika akan tetap berada di sana untuk mencegah Turki menyerang mereka, kini merasa dibohongi.
Salah seorang warga Tal Abyad, Ali Osman, mengatakan kepada VOA.
“Seperti biasa, Amerika mengkhianati kami dan sekali lagi menusuk kami dari belakang.”
Kepastian perlindungan dari Amerika sebelumnya telah membuat pasukan Kurdi membongkar pertahanan di bagian utara. Warga lokal kita khawatir mereka akan mengalami nasib yang sama seperti warga Suriah lainnya, yang sebelumnya juga diserang oleh Turki.
Warga lain di Tal Abyad, Amina Osman mengatakan, “Orang-orang tewas. Perempuan diculik. Banyak orang melarikan diri dari rumah mereka. Turki bertindak secara tidak manusiawi di sana dan kami khawatir hal yang sama akan terjadi di sini.”
BACA JUGA: Trump Bela Penarikan Pasukan AS dari SuriahFaksi Demokrat dan Republik di Kongers mengecam langkah itu.
Senator faksi Republik Lindsey Graham mencuit “dengan meninggalkan Kurdi, kita telah mengirim sinyal paling berbahaya bahwa Amerika bukan sekutu yang dapat dipercaya.”
Pengamat politik di Brookings Institution Michael O’Hanlon mengatakan, “Presiden Trump tampaknya kehilangan kesabaran atau perhatian untuk mempertahankan kemenangan. Kita kerap meraih keberhasilan di Timur Tengah, yang kita capai dengan kerja keras, tetapi tidak melakukan cukup hal untuk mempertahankannya.”
Pentagon tampaknya terjebak di tengah, dan menyatakan bahwa Departemen Pertahanan “tidak mendukung operasi Turki di bagian utara Suriah.”
Trump tampaknya sedikit surut langkah dari keputusannya itu, dengan mengancam akan memberlakukan sanksi “menghabisi” perekonomian Turki jika melakukan sesuatu “di luar batas.”
“Saya kira kurang tepat ketika kita dan Turki saling ancam tentang bagaimana kita saling balas satu sama lain. Lebih baik kita berupaya bekerjasama di lapangan, dan mengurangi perbedaan-perbedaan kita.”
Para pejabat di Pentagon khawatir ISIS – yang merupakan musuh bersama Turki, Kurdi dan Amerika – dapat melihat perselisihan terbaru ini sebagai peluang untuk bangkit kembali. (em)