Korban Tewas Bencana Tanah Longsor Filipina Melonjak Jadi 54 Orang

Operasi pencarian dan penyelamatan terus berlanjut setelah bencana tanah longsor terjadi di Desa Masara, Maco, Davao de Oro, Filipina, 8 Februari 2024. (Foto: REUTERS/Mark Navales)

Korban tewas akibat bencana tanah longsor di Filipina dekat tambang emas bertambah menjadi 54 orang pada Minggu (11/2), kata pejabat setempat.

Sembilan belas mayat ditemukan dari bawah reruntuhan di desa pegunungan selatan Masara pada Minggu (11/2). Sebanyak 63 penambang dan penduduk lainnya masih hilang, kata Pemerintah Kota Maco, dan pejabat bencana Provinsi Randy Loy.

Jumlah korban tewas sebelumnya mencapai 35 orang.

Tanah longsor tersebut menimbun sebuah terminal bus yang digunakan untuk karyawan sebuah perusahaan pertambangan emas dan 55 rumah di dekatnya pada Selasa malam, menyebabkan 32 orang lainnya terluka.

BACA JUGA: Tim SAR Gunakan Tangan Kosong untuk Mencari Korban Longsor di Filipina

Batu, lumpur, dan pohon-pohon meluncur lebih dari 700 meter di lereng gunung yang curam di dekat konsesi Apex Mining Co. dan menimbun area seluas 8,9 hektare.

Tanah longsor merupakan bencana yang sering terjadi di sebagian besar negara kepulauan ini karena kondisinya yang merupakan wilayah pegunungan dengan curah hujan yang tinggi. Apalagi deforestasi akibat pertambangan, pertanian, dan pembalakan liar, juga semakin meluas.

Hujan terus menerus mengguyur sebagian wilayah selatan selama berminggu-minggu, memicu sejumlah bencana tanah longsor dan banjir yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi ke tempat penampungan darurat.

Gempa bumi besar juga telah mengguncang wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir. [ah]