Korea Utara menuntut kenaikan upah setidaknya bagi sebagian pekerjanya di kompleks industri khusus Kaesong, dimana perusahaan-perusahaan manufaktur Korea Selatan menggunakan tenaga kerja Korea Utara.
Sin Han-yong pemimpin Sinhan, perusahaan pembuat produk-produk vinyl mengatakan bahwa ketika diminta untuk menyediakan lebih banyak pekerja belum lama ini, Korea Utara menuntut kenaikan upah 30 dolar per bulan dari upah saat ini 67 dolar per bulan.
Yoo Chang-geun, wakil ketua Asosiasi Perusahaan Kompleks Industri Kaesong, mengatakan kepada VOA, perusahaan-perusahaan Korea Selatan masih berjuang untuk bangkit dari dampak ditutupnya kompleks itu tahun lalu.
Yoo mengatakan tuntutan Korea Utara adalah pelanggaran perjanjian antar kedua Korea, yang menyerukan kedua pihak agar merundingkan upah pekerja setiap tahun pada bulan Agustus. Korea Utara belum berkomentar atas permintaan kenaikan upah itu.
Fasilitas yang menampung 120 lebih perusahaan Korea Selatan di Korea Utara itu ditutup bulan April, setelah Korea Utara menarik ke 53 ribu pekerjanya ketika hubungan kedua negara tegang, setelah Korea Utara melakukan uji coba nuklir ke tiga. Kompleks industri itu dibuka kembali bulan September lalu.
Yoo Chang-geun, wakil ketua Asosiasi Perusahaan Kompleks Industri Kaesong, mengatakan kepada VOA, perusahaan-perusahaan Korea Selatan masih berjuang untuk bangkit dari dampak ditutupnya kompleks itu tahun lalu.
Yoo mengatakan tuntutan Korea Utara adalah pelanggaran perjanjian antar kedua Korea, yang menyerukan kedua pihak agar merundingkan upah pekerja setiap tahun pada bulan Agustus. Korea Utara belum berkomentar atas permintaan kenaikan upah itu.
Fasilitas yang menampung 120 lebih perusahaan Korea Selatan di Korea Utara itu ditutup bulan April, setelah Korea Utara menarik ke 53 ribu pekerjanya ketika hubungan kedua negara tegang, setelah Korea Utara melakukan uji coba nuklir ke tiga. Kompleks industri itu dibuka kembali bulan September lalu.