Korut Katakan Kim Jong Un Memandu Uji Coba ICBM ‘Monster’ Baru

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melihat melalui jendela selama uji tembak yang dilaporkan media pemerintah sebagai "tipe baru" rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 24 Maret 2022. (Foto: KCNA via Reuters)

Korea Utara telah mengukuhkan uji coba rudal balistik antarbenua ICBM baru, dengan mengatakan pemimpin Kim Jong Un secara pribadi memandu peluncurannya di bandara internasional negara itu.

Media pemerintah memperlihatkan Kim, yang mengenakan jaket kulit, mengintip dari jendela gedung observasi sewaktu rudal itu lepas landas dengan disertai semburan api pada hari Kamis, dari landasan pacu di Bandara Internasional Pyongyang.

Dalam laporan pada Jumat (25/3) pagi, kantor berita pemerintah KCNA menyatakan uji coba rudal Hwasong-17 itu merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat “penangkal perang nuklir” Korea Utara.

BACA JUGA: Korut Luncurkan Misil Antarbenua Pertama Sejak 2017

“Senjata strategis baru Korea Utara akan sekali lagi menunjukkan dengan jelas keperkasaan kekuatan strategis kami kepada seluruh dunia,” kata Kim yang dikutip KCNA.

Ini adalah uji coba keempat ICBM Korea Utara, dan yang pertama sejak 2017, sewaktu ketegangan memuncak antara Kim dan mantan Presiden AS Donald Trump. Pada tahun 2018, Kim menyatakan moratorium uji coba peluncuran jarak jauh, tetapi ia memulai kembali peluncuran jarak pendek pada tahun 2019.

Hwasong-17 pertama kali diungkapkan dalam parade militer Oktober 2020. Para pakar menyebutnya sebagai “rudal monster.” Mereka menyatakan rudal itu cukup besar untuk membawa banyak hulu ledak, kemampuan yang akan semakin menyulitkan sistem pertahanan rudal AS untuk mencegatnya.

Seorang pria berjalan melewati sebuah laporan televisi yang menyiarkan berita uji coba rudal Korea Utara, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, 24 Maret 2022. (Foto: AFP)

KCNA menyatakan rudal itu diluncurkan pada lintasan tinggi “dengan mempertimbangkan keamanan negara-negara tetangga.” Rudal itu mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang, hanya 170 kilometer sebelah barat prefektur Aomori, Jepang, menurut Kementerian Pertahanan Jepang.

PM Jepang Fumio Kishida menyebut insiden itu “kebiadaban yang tidak dapat dimaafkan.”

Hanya dua jam setelah peluncuran itu, Korea Selatan menembakkan lima rudalnya dalam apa yang disebut sebagai “unjuk kemampuan dan kesediaan untuk menanggapi dengan segera dan menjatuhkan hukuman.”

BACA JUGA: Pakar: Rudal Baru Korut Dapat Membawa Banyak Hulu Ledak Nuklir

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih menyebut peluncuran itu sebagai “pelanggaran berani terhadap banyak resolusi Dewan Keamanan PBB” yang “meningkatkan ketegangan yang tidak perlu dan berisiko mengacaukan situasi keamanan di kawasan.”

“Pintu belum tertutup untuk diplomasi, tetapi Pyongyang harus segera menghentikan tindakan destabilisasinya. AS akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan tanah air Amerika dan sekutu-sekutu Korea Selatan serta Jepang,” lanjut pernyataan itu.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bersidang pada Jumat (25/3) untuk membahas peluncuran itu, menurut jadwal resmi yang diposting online. [uh/ab]