Korut Keluarkan Peringatan Terkait Latihan Militer AS-Korsel

Marinir Korea Selatan mengamankan sebuah kawasan saat latihan militer rutin di pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, 1 November 2018. (Foto: dok).

Korea Utara memperkuat tuntutannya hari Rabu (13/11) supaya Amerika membuka hubungan normal dengan negara itu menjelang akhir tahun ini, karena Korea Utara sudah “kehilangan kesabaran.”

Badan pembuat keputusan tertinggi Korea Utara menyatakan marah atas rencana latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, dan memperingatkan bahwa AS akan menghadapi ancaman yang lebih besar dan penderitaan berat jika mengabaikan tenggat waktu akhir tahun yang ditetapkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk menyelamatkan pembicaraan nuklir.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan media pemerintah, juru bicara Komisi Urusan Negara, Korea Utara mengatakan, latihan itu melanggar kesepakatan antara Kim dan Presiden Donald Trump terkait usaha memperbaiki hubungan bilateral, dan mendorong Korea Utara untuk meningkatkan kesiagaan perangnya.

Kim adalah ketua komisi tersebut, yang didirikan pada 2016 menyusul usaha bertahun-tahun untuk mengkonsolidasi kekuatan dan memusatkan pemerintahan.

BACA JUGA: Latihan Militer Gabungan AS-Korsel Jalan Terus

Pernyataan tersebut merupakan ungkapan ketidaksenangan Korea Utara terbaru mengenai latihan militer tersebut dan lambatnya perundingan nuklir dengan Washington. Pembicaraan itu terhambat karena adanya ketidaksepakatan terkait langkah-langkah perlucutan nuklir dan pelonggaran sanksi-sanksi.

“Kami telah memberi banyak hal kepada presiden Amerika yang bisa digambar-gemborkannya, tanpa mendapat imbalan apapun,” kata pernyataan yang dikeluarkan Komisi Urusan LN Korea Utara. “Kami hanya merasakan pengkhianatan oleh Amerika,” kata pernyataan itu lagi.

Usaha diplomatik untuk mendorong Korea Utara supaya menghentikan program nuklirnya macet setelah pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim Jong-un bulan Februari lalu.

Korea Utara juga meningkatkan uji misilnya pada beberapa bulan terakhir, dan para pakar berpendapat, Pyongyang kemungkinan akan terus memamerkan senjata untuk menekan Washington, mengingat semakin dekatnya tenggat waktu yang ditetapkan Korea Utara agar pemerintah Trump menawarkan kesepakatan dengan ketentuan-ketentuan yang bisa diterima kedua belah pihak.

Juru bicara itu mengatakan, latihan bersama itu terus menerus menciptakan lingkaran setan dalam hubungan AS-Korea Utara. [ab/lt]