Korut Tahan Seorang Lagi Warga AS

Otto Warmbier, tengah, salah seorang warga AS yang telah ditahan terlebih dahulu di Balai Budaya Rakyat, tanggal 29 Februari 2016 di Pyongyang, Korea Utara

Seorang profesor warga negara AS berusia 50 tahun ditahan pihak Korea Utara dengan tuduhan pelanggaran atas negara komunis itu. Penahanannya berlangsung di tengah-tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara terkait program senjata nuklir ilegal negara itu.

Warga negara Amerika yang ditangkap hari Sabtu (22/4) di Korea Utara itu adalah Tony Kim, yang juga dikenal sebagai Kim Sang-duk.

Korea Utara tidak melaporkan penangkapannya dan tidak jelas apa tuduhan terhadapnya. Dua warga negara Amerika lainnya ditangkap dan divonis bersalah melakukan kejahatan terhadap Korea Utara tahun lalu. Masing-masing dijatuhi hukuman 10 tahun dan 15 tahun kerja paksa.

Penangkapan yang ketiga ini berlangsung di tengah-tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara, menyusul uji coba misil balistik terbaru Pyongyang.

Dalam lawatannya ke Asia Tenggara baru-baru ini, Wakil Presiden Amerika Mike Pence berulang kali memperingatkan bahwa “kesabaran strategis” Amerika terhadap Korea Utara telah habis.

“Senjata nuklir yang berada di tangan rezim di Pyongyang dengan program misil balistiknya, serta kemungkinan memiliki misil-misil balistik antarbenua, merupakan ancaman bagi stabilitas dan keamanan di kawasan ini dan berpotensi menjadi ancaman terhadap Amerika Serikat,” ujar Wakil Presiden AS, Mike Pence.

Presiden Amerika Donald Trump telah menyatakan keyakinannya bahwa China dapat menekan negara tetangganya, Korea Utara, agar mematuhi hukum internasional.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengemukakan pandangan serupa dalam pertemuannya dengan Pence hari Sabtu.

“Terbukti sendiri bahwa China memiliki peluang tersebut, dan menurut kami, bertanggung jawab untuk menekan Korea Utara agar menghentikan program sembrono dan berbahaya yang mereka tempuh,” ujar PM Australia, Malcolm Turnbull.

Akan tetapi Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam lawatannya ke Yunani, Minggu (23/4) mengatakan bahwa negaranya bukanlah pemegang kunci bagi solusi masalah di Semenanjung Korea.

“Meski demikian, dengan sikap tanggung jawab, demi perdamaian dan stabilitas bagi Semenanjung Korea, China selalu melakukan upaya-upaya untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian antara pihak-pihak terkait, dan belakangan ini kami telah mengajukan berbagai proposal yang jelas dan konstruktif yang ditanggapi dengan pemahaman dan dukungan yang meningkat,” ujar Menlu China, Wang Yi.

Sebuah armada Angkatan Laut Amerika, yang dipimpin oleh kapal induk USS Carl Vinson, telah dikirim ke perairan di lepas pantai Semenanjung Korea dan diperkirakan akan tiba di sana akhir pekan ini.

Korea Utara Minggu menyatakan siap menenggelamkan kapal induk Amerika dengan sekali serangan untuk menunjukkan kekuatan militernya. [uh/ab]