Korea Utara pada Senin (15/1) mengatakan pihaknya melakukan uji penerbangan rudal jarak menengah berbahan bakar padat dengan hulu ledak hipersonik, sementara negara itu berupaya membuat senjata yang lebih kuat dan semakin sulit dideteksi, yang dirancang untuk menyerang sasaran-saran terpencil AS di kawasan tersebut.
Laporan dari media pemerintah Korea Utara itu muncul sehari setelah militer Korea Selatan dan Jepang mendeteksi peluncuran dari sebuah lokasi di dekat Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang. Ini merupakan uji coba balistik pertama Korea Utara pada tahun 2024.
Peluncuran ini berlangsung dua bulan setelah Korea Utara mengatakan berhasil menguji mesin rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat. Ini mencerminkan dorongan untuk memajukan jajaran senjatanya yang menarget pangkalan militer AS di Guam dan Jepang.
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA mengatakan peluncuran pada hari Minggu itu dimaksudkan untuk memverifikasi keandalan mesin rudal yang berbahan bakar padat dan kemampuan bermanuver penerbangan hulu ledak hipersonik, yang menurut laporan tersebut merupakan versi lebih canggih dari rudal sebelumnya yang dirancang untuk melakukan serangan jarak menengah.
Laporan itu menggambarkan tes tersebut berhasil tetapi tidak memberikan rinciannya. Juga tidak disebut-sebut apakah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri uji coba itu, yang disebut merupakan bagian dari kegiatan rutin Korea Utara dalam mengembangkan senjata dan tidak memengaruhi keamanan negara-negara tetangganya
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan rudal itu terbang sekitar 1.000 kilometer sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Rudal Balistik Jarak Menengah Korea Utara, yang mencakup Hwasong-12 yang mungkin dapat menjangkau pangkalan militer AS di Guam, Pasifik, didukung oleh mesin berbahan bakar cair, yang diisi sebelum peluncuran dan tidak dapat bertahan lama. [uh/ab]