Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan Korea Utara menembakkan dua proyektil pada pagi hari dan dua lainnya sore hari dari kawasan sebelah barat laut Pyongyang. Jenis proyektilnya belum diketahui.
Belum jelas apakah senjata-senjata itu mendarat di Korea Utara atau mencapai ke laut di lepas pantai timur negara itu. Meningkatnya frekuensi uji coba senjata Korea Utara akhir-akhir ini – dan seringkali melanggar larangan PBB – ikut meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.
Pejabat di kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan dalam wawancara telpon dengan VOA siaran bahasa Korea hari Rabu bahwa berbagai ujicoba misil balistik tersebut akan dibahas Dewan Keamanan PBB minggu depan.
Sementara itu, sebuah lembaga Amerika Korea telah merilis foto-foto satelit yang menunjukkan Korea Utara mungkin hampir menyelesaikan pembangunan dan uji coba yang mengarah pada peluncuran misil jarak jauh dan satelit.
Situs 38 North, milik Lembaga Amerika Korea hari Selasa merilis foto-foto satelit yang menunjukkan bahwa aktivitas di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae, Korea Utara berarti Korea Utara sedang menyiapkan peluncuran misil balistik jarak jauh dan satelit. Lembaga itu mengatakan ketinggian kerangka landasan peluncuran itu telah ditingkatkan menjadi 50 meter lebih dan memperkirakan pembangunan lintasan kereta api dan jalan tambahan untuk mengakomodasi roket-roket yang lebih besar akan selesai tahun depan.
Situs itu mengatakan serangkaian uji coba tahap pertama motor roket, KN08, misil balistik antar benua yang diluncurkan dari truk-truk raksasa, bisa selesai tahun ini, meskipun sejauh mana kesuksesan uji-coba itu masih menjadi misteri. Situs itu juga memperkirakan uji coba peluncuran skala penuh akan menjadi langkah berikutnya.
KN-08 dipamerkan pada sebuah parade militer di Pyongyang bulan April 2012 meskipun para analis bersilang pendapat mengenai apakah misil itu tiruan ataukah sesungguhnya. Pada bulan Desember 2012, Korea Utara meluncurkan satelit menuju orbit dari atas kendaraan peluncur bertingkat.
Ralph Cossa, pimpinan lembaga riset Pacific Forum yang berkantor pusat di Hawaii mengatakan jika laporan itu benar, maka itu merupakan perkembangan yang memprihatinkan.
Jika Korea Utara membangun misil yang diluncurkan dari truk-truk raksasa, itu akan meningkatkan kemampuan serangan, meningkatkan kelangsungan kekuatan nuklirnya, saya kira itu merupakan hal yang harus ditanggapi dengan sangat serius.
Meski demikian Cossa yakin Korea Utara masih jauh dari memiliki misil jarak jauh antar benua berkepala nuklir yang operasional.
Di markas besar pertahanan Amerika, Pentagon, hari Selasa (29/7), Kepala Komando AL Amerika di Pasifik, Laksamanan Samuel Locklear mengatakan ada perdebatan luas di kalangan masyarakat intelijen mengenai seberapa besar kemampuan yang dimiliki Korea Utara membuat misil jarak jauh menjadi senjata.
Locklear mengatakan yakin Korea Utara akan terus mencapai kemajuan baik dalam kemampuan nuklir maupun misilnya dan akan terus melakukannya. Laksamana itu juga menyampaikan keprihatinan bahwa masyarakat global menjadi kebas akan besarnya jumlah uji coba yang dilakukan Korea Utara.
Locklear juga menyampaikan keprihatinan mengenai hubungan yang tegang antara sekutu, Korea Selatan dan Jepang yang bermula dari masa lalu militer Jepang dan pendudukannya di Korea pada paruh pertama abad ke 20.
Brad Glosserman dari Pacific Forum melihat kecil kemungkinan membaiknya hubungan bilateral kedua negara.