Menlu Rusia, Sergei Lavrov hari Rabu (4/12) mengatakan Moskow tidak akan ikut campur dalam kekisruhan politik di Ukraina dan mengatakan negara-negara lain seharusnya juga demikian.
BRUSSELS, BELGIA —
Demonstrasi telah meningkat sejak akhir bulan lalu, ketika Presiden Ukraina Viktor Yanukovych mundur dari perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa, karena katanya, negaranya perlu menjalin ikatan lebih erat dengan Rusia.
Di sela-sela pembicaraan tentang Afghanistan di Brussels, Belgia hari Rabu (4/12), para Menteri Luar Negeri negara-negara yang tergabung dalam NATO, turut membahas kekacauan politik di Ukraina, termasuk pertanyaan bagaimana aliansi trans-Atlantik itu akan meresponnya, jika Rusia mengirimkan pasukan melintasi perbatasan untuk meredam protes-protes anti-pemerintah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dia tidak mengerti mengapa orang mempertanyakan kemungkinan keterlibatan Rusia. Dia berbicara kepada wartawan di markas NATO melalui penerjemah.
"Isu itu hanya mengeruhkan suasana dan mengirimkan isyarat yang keliru yang bisa menimbulkan kesalahpahaman. Kami berasumsi bahwa itu adalah masalah dalam negeri Ukraina."
Lavrov mengatakan Moskow tidak memahami agresi oposisi Ukraina terhadap Presiden Yanukovych, yang katanya menggunakan haknya sebagai kepala negara untuk meratifikasi ataupun tidak meratifikasi perjanjian dengan Uni Eropa.
"Fakta bahwa perjanjian itu tidak ditandatangani, apakah artinya kita perlu memulai demonstrasi di negara manapun dalam kasus ini? Saya harap para politisi Ukraina akan mampu mendamaikan situasi dan kami mendesak semua pihak agar tidak campur tangan."
Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov memperingatakan para demonstran agar tidak meningkatkan ketegangan sementara kelompok-kelompok HAM menyampaikan keprihatinan mengenai penindakan keras polisi terhadap para pengunjuk rasa.
Kelompok Human Rights Watch yang berpusat di Amerika mengatakan telah mendokumentasikan berbagai insiden di mana polisi, yang menanggapi berbagai laporan kekerasan oleh demonstran, memukuli pengunjuk rasa yang damai dan, menyebabkan sejumlah cedera kepala.
Perdana Menteri Azarov, telah mengatakan Ukraina ingin berintegrasi dengan Uni Eropa, tetapi tidak mau kehilangan kesempatan perdagangan dengan Rusia, yang merupakan investor dan mitra dagang terbesar Ukraina, namun menentang hubungan Ukraina-Uni Eropa yang lebih erat.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan pada wartawan di markas NATO hari Selasa bahwa President Yanukovych "jelas-jelas telah membuat keputusan pribadi" yang tidak disetujui rakyat Ukraina.
Di sela-sela pembicaraan tentang Afghanistan di Brussels, Belgia hari Rabu (4/12), para Menteri Luar Negeri negara-negara yang tergabung dalam NATO, turut membahas kekacauan politik di Ukraina, termasuk pertanyaan bagaimana aliansi trans-Atlantik itu akan meresponnya, jika Rusia mengirimkan pasukan melintasi perbatasan untuk meredam protes-protes anti-pemerintah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dia tidak mengerti mengapa orang mempertanyakan kemungkinan keterlibatan Rusia. Dia berbicara kepada wartawan di markas NATO melalui penerjemah.
"Isu itu hanya mengeruhkan suasana dan mengirimkan isyarat yang keliru yang bisa menimbulkan kesalahpahaman. Kami berasumsi bahwa itu adalah masalah dalam negeri Ukraina."
Lavrov mengatakan Moskow tidak memahami agresi oposisi Ukraina terhadap Presiden Yanukovych, yang katanya menggunakan haknya sebagai kepala negara untuk meratifikasi ataupun tidak meratifikasi perjanjian dengan Uni Eropa.
"Fakta bahwa perjanjian itu tidak ditandatangani, apakah artinya kita perlu memulai demonstrasi di negara manapun dalam kasus ini? Saya harap para politisi Ukraina akan mampu mendamaikan situasi dan kami mendesak semua pihak agar tidak campur tangan."
Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov memperingatakan para demonstran agar tidak meningkatkan ketegangan sementara kelompok-kelompok HAM menyampaikan keprihatinan mengenai penindakan keras polisi terhadap para pengunjuk rasa.
Kelompok Human Rights Watch yang berpusat di Amerika mengatakan telah mendokumentasikan berbagai insiden di mana polisi, yang menanggapi berbagai laporan kekerasan oleh demonstran, memukuli pengunjuk rasa yang damai dan, menyebabkan sejumlah cedera kepala.
Perdana Menteri Azarov, telah mengatakan Ukraina ingin berintegrasi dengan Uni Eropa, tetapi tidak mau kehilangan kesempatan perdagangan dengan Rusia, yang merupakan investor dan mitra dagang terbesar Ukraina, namun menentang hubungan Ukraina-Uni Eropa yang lebih erat.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan pada wartawan di markas NATO hari Selasa bahwa President Yanukovych "jelas-jelas telah membuat keputusan pribadi" yang tidak disetujui rakyat Ukraina.