Lebanon: Setidaknya 274 Tewas dalam Serangan Israel

Asap mengepul akibat serangan udara Israel di desa Tayr Harfa, Lebanon, dekat perbatasan Lebanon-Israel, Senin 23 September 2024.

Asap hitam membubung di atas langit desa-desa di Lebanon pada Senin (23/9), setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara paling meluas terhadap sasaran-sasaran milik Hizbullah. Situasi ini muncul seiring kedua belah pihak nampaknya saling memperkuat diri untuk perang habis-habisan.

Penjabat Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad pada Senin mengatakan, serangan Israel telah menewaskan ratusan orang, termasuk perempuan, anak-anak dan pekerja medis.

“Situasi saat ini, karena sayangnya situasi ini terus berkembang dan saat ini terjadi serangan di kawasan Bekaa, selain serangan yang terjadi di selatan. Jumlah korban saat ini yang kami peroleh dari Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat di Kementerian Kesehatan Masyarakat adalah korban meninggal 274 orang, di antara mereka 21 anak-anak dan 39 perempuan, ini adalah jumlah yang kami ketahui sampai saat ini. Ada korban lain yang terluka, dan tewas yang belum kita ketahui,” kata Al-Abiad.

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan video mendesak warga sipil Lebanon untuk pergi “dengan segera” dari pos-pos Hizbullah, misalnya yang digunakan untuk menyimpan persenjataan mereka.

“Ini adalah peringatan lebih lanjut demi keamanan Anda sendiri dan keamanan keluarga Anda,” kata Hagari.

Ketika ditanya oleh para jurnalis terkait kemungkinan serangan darat Israel ke Lebanon, Hagari mengatakan bahwa militer akan melakukan “apapun yang dibutuhkan” dalam upaya mengembalikan warga yang telah dievakuasi dari wilayah utara Israel ke rumah-rumah mereka dengan selamat.

BACA JUGA: Pejabat Keamanan: Garda Revolusi Iran Larang Perangkat Komunikasi Usai Serangan ke Hizbullah

Dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh kantornya pada Senin, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan kepada warga Israel, bahwa negara itu memperdalam serangan mereka terhadap Hizbullah dan meminta penduduk untuk tetap tenang.

“Di depan kita adalah hari-hari ketika masyarakat harus menunjukkan ketenangan, disiplin dan kepatuhan penuh terhadap arahan dari Komando Front Dalam Negeri. Perbedaan antara sukses dan gagal, terletak pada kenyataan bahwa warga memasuki area yang dilindungi dan tempat-tempat lain sesuai dengan instruksi yang kami berikan kepada mereka,” ujar Gallant.

Ketegangan mencapai level tertinggi baru, ketika dua pihak saling tembak lintas perbatasan sepanjang akhir pekan. Pesawat tempur Israel melakukan pengeboman paling intens di sepanjang wilayah Lebanon Selatan dalam konflik yang telah berlangsung hampir setahun, di samping perang di Gaza, dengan Hizbullah menembakkan roket jauh masuk ke wilayah Israel Utara. [ns/uh]