Lebih dari 560 tentara Garda Nasional Ukraina, pasukan yang mencakup resimen Azov yang saat ini bersembunyi di pabrik baja Mariupol, tewas sejak perang dengan Rusia dimulai, kata pemimpinnya Rabu (11/5).
Selain jumlah tersebut, 1.697 tentara lagi mengalami luka-luka sejak invasi dimulai pada 24 Februari, kata kepala Garda Nasional Oleksiy Nadtochy dalam penjelasan singkat secara online.
Pernyataan hari Rabu itu menandai langkah yang langka karena, baik pejabat Ukraina maupun Rusia bungkam mengenai tentara yang tewas dalam perang.
Angka-angka tentang tentara yang tewas dalam pertempuran sangat jarang dirilis oleh pejabat Ukraina, dengan kementerian pertahanan di Kyiv dan lawannya di Moskow tidak memberikan informasi tentang korban tewas dalam militer masing-masing.
BACA JUGA: Rusia Serang Pelabuhan Laut Hitam Ukraina, Berusaha Ganggu Pengiriman SenjataPada pertengahan April, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan antara 2.500 sampai 3.000 tentara Ukraina tewas sementara sekitar 10.000 lainnya mengalami luka-luka. Ia mengakui "sulit untuk mengatakan berapa banyak dari mereka yang akan selamat."
Garda Nasional Ukraina, yang berada di bawah kementerian dalam negeri, dibentuk pada Maret 2014 saat Rusia menguasai semenanjung Laut Hitam Krimea dan mengerahkan pasukannya di perbatasan timur Ukraina.
Menurut UU, Garda Nasional itu bisa memiliki hingga 60.000 tentara dan telah menyerap beberapa kelompok pertahanan yang berada di garis depan revolusi Maidan 2014, serta berbagai kelompok nasionalis seperti Azov.
Kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai "Batalyon Azov" ini dibentuk pada tahun 2014 oleh aktivis sayap kanan dan pertama kali dikerahkan untuk melawan separatis pro-Rusia di Ukraina timur. [my/lt]