Sekurangnya 31 orang sipil dan tentara tewas dalam bentrokan-bentrokan yang terjadi di Suriah hari Minggu, ketika rakyat memberikan suara tentang rancangan konstitusi baru, yang akan mengakhiri pemerintahan satu partai di negara itu.
Badan pemantau HAM Suriah yang berkantor di Inggris melaporkan, tembakan-tembakan meriam yang terus dilancarkan tentara atas kawasan-kawasan yang dikuasai oposisi di kota Homs, menewaskan sembilan orang hari Minggu, dan empat orang tentara tewas dibunuh pemberontak.
Aktivis di Homs melaporkan tidak ada orang yang memberikan suara di kota itu, dan rekaman video yang dipasang di internet menunjukkan orang-orang yang membuang kertas-kertas suara ke tong sampah.
Kalau disetujui oleh mayoritas pemilih, partai Baath yang berkuasa sejak puluhan tahun akan mendapat saingan-saingan baru, dan Presiden hanya boleh menjabat dua kali tujuh tahun. Tapi peraturan itu tidak akan diberlakukan surut, dan ini berarti, Presiden Bashar al-Assad yang telah berkuasa 11 tahun bisa menjabat 14 tahun lagi, kalau terpilih setelah masa jabatannya yang sekarang habis tahun 2014.
Konstitusi baru akan memungkinkan Assad memimpin pemilu parlemen multi partai dalam tiga bulan, tapi para penentangnya melihat referendum itu sebagai guyonan menjijikkan mengingat kekerasan terus melanda negara itu.
Jaringan Suriah untuk HAM mengatakan, sedikitnya 100 orang tewas di berbagai penjuru Suriah hari Sabtu, termasuk enam perempuan dan 10 anak.