Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad akan menanggung konsekuensi "berat" karena melanggar hak-hak rakyat Suriah dan mengabaikan kehendak masyarakat internasional karena penumpasan oposisi.
Clinton hari Jumat bertemu wakil dari lebih 70 negara dan organisasi internasional di Tunisia dalam upaya baru menghentikan pertumpahan darah di Suriah yang telah menyebabkan ribuan orang tewas dalam serangan balasan terhadap aksi-aksi protes anti pemerintah.
Sekelompok negara-negara Barat dan Arab bertemu di ibukota Tunis untuk mendesak penguasa Suriah agar berjanji untuk segera mengakhiri semua kekerasan dan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dari negara-negara lain ke daerah-daerah yang paling terkena dampak dalam beberapa hari.
Ratusan pendukung Presiden Assad berusaha keras untuk tiba di hotel tempat kelompok "Sahabat Suriah" itu bertemu. Pasukan keamanan bentrok dengan massa ketika mereka mencoba menyerbu tempat itu.
Direktur Eksekutif Dewan Nasional Suriah Haithem al-Maleh menyatakan keyakinan, konferensi itu akan membantu revolusi Suriah bergerak maju.
Sementara itu tentara Suriah terus membombardir kampung Baba Amr di kota Homs, Suriah tengah, yang dikuasai oposisi. Menurut aktivis, setidaknya empat orang tewas hari Jumat akibat serangan itu. Penduduk kota Homs mengatakan, persediaan makanan, air dan obat sangat sedikit setelah serangan tanpa ampun hampir tiga pekan terhadap pusat pergolakan oposisi itu.