Pejabat-pejabat keamanan Yaman mengatakan sebuah ledakan dahsyat menghantam bandara di kota Aden, di selatan negara itu, hari Rabu (30/12), tak lama setelah sebuah pesawat yang membawa kabinet yang baru terbentuk mendarat. Sedikitnya 22 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka dalam ledakan itu.
Sumber ledakan belum diketahui dan belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab dalam serangan di bandara itu. Tidak ada satu pejabat pun dalam pesawat yang baru mendarat itu yang luka.
Beberapa pejabat kemudian melaporkan bahwa ledakan lain terjadi di dekat istana di kota itu, di mana para anggota kabinet dipindahkan pasca serangan di bandara tersebut. Tak laa kemudian koalisi pimpinan Arab Saudi menembak jatuh sebuah pesawat nirawak yang membawa bom, yang berupaya menarget Istana, demikian petikan pernyataan di stasiun televisi Al Arabiya milik pemerintah Arab Saudi.
Perombakan kabinet itu dinilai sebagai langkah penting untuk mengakhiri perselisihan berbahaya antara pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang terpojok dan kelompok separatis di bagian selatan negara itu yang didukung oleh Uni Emirat Arab. Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi sedang melawan kelompok pemberontak Houthi-Syiah yang merupakan sekutu Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman bagian utara dan ibu kota Sana'a.
BACA JUGA: Deplu AS Setujui Potensi Penjualan Bom Cerdas ke Arab SaudiVideo yang diambil kantor berita Associated Press di lokasi ledakan di bandara memperlihatkan sejumlah anggota delegasi pemerintah sedang menuruni tangga pesawat ketika ledakan mengguncang bandara. Banyak menteri bergegas kembali ke dalam pesawat, atau lari menuruni anak tangga dan mencari perlindungan.
Asap tebal membubung ke udara dari dekat gedung terminal. Pejabat-pejabat di tempat kejadian mengatakan mereka melihat sejumlah mayat tergeletak di landasan pacu dan beberapa tempat lain di bandara itu.
Menteri Komunikasi Yaman Naguib Al Awg yang sedang berada di dalam pesawat terbang itu mengatakan kepada Associated Press bahwa ia mendengar dua ledakan, memperkirakan bahwa serangan itu berasal dari pesawat nirawak.
PM Yaman Yakin Pesawatnya adalah Sasaran Utama Pemboman
Perdana Menteri Maeen Abdulmalik Saeed dan lainnya segera dilarikan dari bandara ke Istana Mashiq. Pasukan keamanan dan militer menutup kawasan di sekitar istana.
“Akan menjadi bencana jika pesawat itu dibom,” ujar Al Awg, yang bersikeras bahwa sesungguhnya sasaran serangan itu adalah pesawat yang membawa para anggota kabinet baru itu. Pesawat itu dijadwalkan mendarat lebih awal.
Perdana Menteri Saeed mencuit bahwa ia dan anggota-anggota kabinetnya aman dan tidak mengalami luka-luka. Ia menyebut ledakan itu sebagai “tindakan teroris pengecut” yang merupakan bagian dari perang terhadap “Yaamn dan rakyat kami yang hebat.”
Menteri Luar Negeri Ahmed Awad bin Mubarak menyalahkan kelompok Houthi-Syiah atas serangan itu, meski tidak menunjukkan bukti apapun. Pejabat-pejabat Houthi tidak menjawab panggilan telpon dari Associated Press yang ingin meminta pendapat mereka. [em/jm]