Menteri Luar Negeri Libya, hari Rabu (18/2), menuntut agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencabut embargo senjata, supaya negerinya dapat melawan kelompok ISIS, yang kini telah menanam kehadiran mereka di Afrika Utara dan bergerak kian dekat ke Eropa.
Menteri Luar Negeri Mohammed al Dairi berbicara dalam sidang darurat DK PBB, di tengah-tengah kekhawatiran regional setelah kelompok ISIS mengunggah sebuah video pemenggalan kepala 21 warga Kristen Koptik di Libya.
Al Dairi menekankan bahwa Libya tidak minta intervensi internasional, tetapi, tambahnya, komunitas internasional mempunyai "tanggung jawab hukum dan moral untuk memberi bantuan darurat" untuk melindungi kawasan itu, termasuk Laut Tengah, dari ISIS.
Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, mengusulkan diberlakukannya blokade laut bagi senjata yang dikirim ke daerah-daerah Libya, di luar kontrol "pemerintah yang sah."
Selain seruan agar embargo senjata dicabut, rancangan resolusi itu juga menyerukan agar kelompok-kelompok milisi mundur dari Tripoli untuk memungkinkan kembalinya "pemerintahan yang sah." Resolusi tersebut juga mengutuk usaha menyuplai senjata kepada pihak-pihak bukan pemerintah.