Pemerintah mengatakan pada hari Senin (14/8) bahwa pembuat mobil listrik AS Tesla berencana untuk berinvestasi dalam pembuatan bahan baterai di tanah air dan akan membuat pengumuman dalam beberapa bulan lagi.
Indonesia telah bertahun-tahun membujuk Tesla untuk berinvestasi dalam pembuatan baterai dan manufaktur mobil di dalam negeri. Indonesia berusaha memanfaatkan cadangan nikelnya yang kaya, yang dapat diproses untuk digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam sebuah posting di Instagram mengatakan ia memimpin delegasi Indonesia yang mengadakan pertemuan dengan Chief Executive Tesla Elon Musk selama perjalanan baru-baru ini ke San Francisco, ketika Musk memberitahunya tentang rencana investasi tersebut.
"Ia ingin berinvestasi dalam pembuatan bahan untuk baterai lithium," katanya, sambil menyatakan bahwa Tesla tidak berencana membangun pabrik mobil di Indonesia.
"Investasinya cukup besar. Kita tunggu Elon datang ke sini sekitar akhir September atau Oktober tahun ini," ujarnya.
Musk juga akan menghadirkan internet ke beberapa pelosok Indonesia dengan memanfaatkan Starlink, layanan komunikasi satelitnya, kata Luhut.
Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar. Starlink tidak dapat dihubungi.
Pemerintah mengatakan pekan lalu akan memberikan waktu dua tahun lagi bagi pembuat mobil untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif EV dalam upaya menarik lebih banyak investasi. Indonesia sedang berlomba dengan Thailand dan India untuk membangun industri EV sebagai alternatif dari China, produsen terbesar dunia.
Presiden Joko Widodo dalam wawancara dengan Reuters pada Februari lalu menyatakan keyakinannya bahwa Tesla akan berinvestasi di negaranya. Namun, tidak adanya pengumuman dari perusahaan mobil itu hingga sejauh ini menimbulkan keraguan di kalangan banyak pihak. [ab/uh]