Maduro Terpilih Kembali untuk Masa Jabatan Kedua

Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara dihadapan pendukungnya di luar Istana Miraflores, setelah hasil pemilihan presiden diumumkan, di Caracas, Venezuela, 20 Mei 2018.

Para pejabat Venezuela menyatakan, pemimpin sosialis Nicolas Maduro telah memenangkan pemilihan presiden pada Minggu (20/5). Namun, para penantang utamanya mempertanyakan keabsahan pemungutan suara yang dinodai oleh berbagai kecurangan.

Menurut kantor berita Associated Press, Dewan Pemilihan Nasional mengumumkan Maduro mendapat hampir 68 persen suara, dari 93 persen TPS yang melaporkan hasil penghitungan mereka.

Saingan terdekatnya, Henri Falcon, menyerukan diadakan pemilihan baru untuk mencegah memburuknya krisis sosial yang sedang terjadi di negara itu.

Kemenangan yang masih dalam sengketa itu kemungkinan akan menambah tekanan internasional atas Maduro, karena jumlah pemberi suara tercatat paling rendah sejak dimulainya revolusi kiri di Venezuela dua dasa warsa yang lalu.

Maduro mengatakan kepada pendukungnya di Caracas bahwa kemenangannya merupakan sebuah catatan bersejarah.

Pemilihan presiden itu “jelas tidak punya legitimasi dan kami dengan tegas menolak hasilnya,” kata Henri Falcon kepada para pendukungnya sebelum hasil resmi diumumkan.

Ikut menyerukan diadakannya pemilihan ulang itu adalah calon nomor tiga, Javier Bertucci yang mendapat 11 persen suara. Kalau diadakan pemilihan ulang, katanya, Maduro sebaiknya jangan ikut lagi, sebab kalau ia berkeras untuk ikut, Venezuela“akan meledak” karena krisis sosial yang terjadi dan kekurangan pangan yang gawat, sebelum ia memulai masa jabatannya yang kedua pada Januari tahun depan.

Wapres Amerika Mike Pence mengecam pemilihan itu dan disebutnya “sebuah penipuan, pemilihan yang tidak bebas dan tidak adil.” [ii]