Makin Erat, Delegasi Rusia Kunjungi Pyongyang

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) berbincang dengan Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Rusia Alexander Kozlov (kiri) di Vladivostok, wilayah Primorsky. (Foto: KCNA via KNS/AFP)

Pada Juni lalu, Putin dan Kim menandatangani perjanjian kemitraan strategis di Korea Utara. Perjanjian tersebut mengharuskan kedua negara mengerahkan bantuan militer segera jika salah satu diserang. Pyogyang dan Moskow juga sepakat untuk bekerja sama untuk melawan sanksi Barat.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Menteri Sumber Daya Alam dan Ekologi Rusia, Alexander Kozlov, di Pyongyang, pada Selasa (19/11), menurut media pemerintah KCNA. Lawatan tersebut menunjukkan hubungan kedua negara yang semakin erat di tengah kecamuk perang Ukraina.

Kozlov memimpin delegasi yang fokus pada kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi, sains, dan teknologi, menurut laporan KCNA. Ia bertemu dengan Kim pada Senin (18/11).

Delegasi dari akademi militer Rusia juga mengunjungi Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang, menurut KCNA tanpa memerinci tujuan atau agenda mereka.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri resepsi kenegaraan di Pyongyang, Korea Utara, 19 Juni 2024. (Foto: Sputnik/Vladimir Smirnov/Pool via REUTERS)

Pada Juni lalu, Putin dan Kim menandatangani perjanjian kemitraan strategis di Korea Utara. Perjanjian tersebut mengharuskan kedua negara mengerahkan bantuan militer segera jika salah satu diserang. Pyogyang dan Moskow juga sepakat untuk bekerja sama untuk melawan sanksi Barat.

Pekan lalu, Pyongyang mengumumkan telah meratifikasi pakta pertahanan penting dengan Rusia. Hal ini terjadi setelah parlemen Rusia menyetujui kesepakatan tersebut secara aklamasi, yang kemudian diteken oleh Putin.

Merujuk pada perjanjian baru itu, Kim menyatakan bahwa pertemuannya dengan Kozlov bertujuan untuk "lebih memajukan" sektor perdagangan serta "pertukaran ilmiah dan teknologi,” tulis KCNA.

BACA JUGA: Putin Teken Perjanjian Pertahanan dengan Korea Utara

Pemimpin Korea Utara itu juga menambahkan bahwa hubungan kedua negara "telah mencapai tingkat strategis baru."

Barat khawatir Rusia mungkin menawarkan dukungan teknologi yang berpotensi mempercepat program senjata nuklir Pyongyang sebagai imbalan atas pengiriman pasukan Korea Utara.

Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui, baru-baru ini juga mengunjungi Moskow. Ia menegaskan bahwa negaranya akan selalu "berdiri bersama kawan-kawan Rusia hingga hari kemenangan."

Son Hui menyebut serangan Moskow terhadap Ukraina sebagai "perjuangan suci" dan menegaskan bahwa Pyongyang percaya pada "kepemimpinan bijak" Putin. [ah/rs]