Malaysia telah menolak usulan gencatan senjata dari kelompok militan yang berbasis di Filipina yang berusaha menguasai sebuah kawasan kaya sumberdaya alam di Kalimantan.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Kamis (7/3), mengatakan bahwa kelompok Muslim Filipina harus menyerah tanpa syarat atau menghadapi resiko diberantas pasukan Malaysia.
Razak menanggapi tawaran ketua kelompok itu, Jamalul Kiram, yang sebelumnya hari itu mengumumkan gencatan senjata sepihak dan mendesak Malaysia untuk melakukan tindakan serupa.
Malaysia, Selasa (5/3), melancarkan serangan militer untuk mengusir kelompok itu dari kawasan terpencil tersebut. Namun, kebanyakan militan diyakini lari ke ladang pertanian di dekatnya.
Pertikaian itu dimulai pertengahan Februari, ketika sekitar 200 anggota kelompok bersenjata menyerbu sebuah desa di pinggir laut dan menuntut untuk diakui sebagai pemilik negara bagian Sabah, Malaysia Timur, berdasarkan keturunan. Sedikitnya 27 orang tewas sejak itu dalam berbagai bentrokan.
Razak menanggapi tawaran ketua kelompok itu, Jamalul Kiram, yang sebelumnya hari itu mengumumkan gencatan senjata sepihak dan mendesak Malaysia untuk melakukan tindakan serupa.
Malaysia, Selasa (5/3), melancarkan serangan militer untuk mengusir kelompok itu dari kawasan terpencil tersebut. Namun, kebanyakan militan diyakini lari ke ladang pertanian di dekatnya.
Pertikaian itu dimulai pertengahan Februari, ketika sekitar 200 anggota kelompok bersenjata menyerbu sebuah desa di pinggir laut dan menuntut untuk diakui sebagai pemilik negara bagian Sabah, Malaysia Timur, berdasarkan keturunan. Sedikitnya 27 orang tewas sejak itu dalam berbagai bentrokan.