Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak berbicara hari Rabu (18/1), sehari sebelum Kepala Staf Gabungan Amerika Martin Dempsey melawat ke Israel, untuk membahas masalah keamanan – termasuk keprihatinan Amerika dan Israel bahwa Iran kini berupaya membuat senjata-senjata nuklir. Iran mengatakan ambisi nuklirnya bertujuan damai.
Israel dan Amerika tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk menghentikan Iran membuat bom nuklir. Tetapi para pejabat Amerika secara terang-terangan telah mendesak Israel untuk menghindari tindakan sepihak dan memberi lebih banyak waktu bagi tekanan diplomatik dan sanksi-sanksi terhadap Iran agar bisa berhasil.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hari Rabu mengatakan serangan militer terhadap Iran akan merupakan “bencana” dan memanaskan ketegangan antara kelompok Suni dan Syiah di kawasan itu. Warga Iran yang sebagian besar beraliran Syiah, dan negara-negara tetangga di Teluk Arab yang mayoritas Suni, tidak senang melihat ambisi Iran untuk menjadi suatu kekuatan besar di kawasan itu.
Sergei Lavrov juga mengatakan sanksi sepihak terhadap Iran oleh Amerika dan Uni Eropa, tampaknya dirancang untuk mengganggu ekonomi Iran dan memicu ketidakpuasan, bukan untuk mencapai tujuan non-proliferasi nuklir. Rusia telah mendukung sejumlah putaran sanksi Dewan Keamanan PBB atas Iran dalam beberapa tahun ini, tetapi mengatakan tidak akan menyetujui sanksi lain.
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo hari Rabu di Madrid mengatakan akan mendukung embargo yang diusulkan Uni Eropa atas ekspor minyak Iran. Sejumlah menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan akan membahas rencana tersebut hari Senin di Brussels.