Militer Filipina mengatakan pada Selasa (4/6) bahwa dua perahu karet China secara ilegal “menyita” makanan dan obat-obatan yang dikirimkan ke pos terdepan Filipina di Laut China Selatan.
Dugaan insiden tersebut terjadi pada 19 Mei di Beting Second Thomas di Kepulauan Spratly, di mana pasukan Filipina ditempatkan di sebuah kapal angkatan laut yang sengaja dijangkarkan di sana untuk menegaskan klaim Manila atas perairan tersebut.
Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan dan telah terjadi serangkaian konfrontasi yang melibatkan kapal-kapal China dan Filipina di dekat terumbu karang yang diperebutkan itu. Konfrontasi-konfrontasi itu sering terjadi selama misi pasokan Filipina ke Beting Second Thomas.
Militer Filipina menuduh China melakukan "campur tangan yang agresif dan tidak beralasan" ketika dua perahu karet berlambung kaku milik China diduga datang dalam jarak 10 meter dari kapal Sierra Madre dan menyita paket yang dijatuhkan dari udara yang dimaksudkan untuk pasukan Filipina.
Ini adalah pertama kalinya perbekalan disita, kata militer.
“Tindakan mengambil atau menyita pasokan kami adalah ilegal,” kata panglima militer Jenderal Romeo Brawner kepada wartawan.
“Anda tidak seharusnya menyita pasokan negara lain, bahkan dalam keadaan perang.”
Personel China yang berada di kedua perahu tersebut kemudian membuang barang-barang tersebut ke laut, kata juru bicara Angkatan Laut Filipina untuk Komodor Laut Filipina Barat Roy Vincent Trinidad.
Tidak jelas apakah perahu-perahu itu milik penjaga pantai atau Angkatan Laut China, kata militer.
BACA JUGA: Menhan China Peringatkan 'Batasan' Kemampuan Beijing dalam Menahan Diri di Laut China SelatanPasukan Filipina berhasil mengambil sebagian besar barang yang diterjunkan dari udara hari itu, kata militer.
China pada Selasa bersikeras menyatakan bahwa Sierra Madre secara ilegal mendarat di terumbu karang itu dan mendesak Filipina untuk “berhenti membuat masalah”.
“Pihak Filipina juga berulang kali memprovokasi dan mengintensifkan konflik, sehingga memperburuk situasi. Ini tidak dapat kami terima,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada wartawan.
Beting Second Thomas berjarak sekitar 200 kilometer dari pulau Palawan di Filipina barat, dan lebih dari 1.000 kilometer dari daratan besar terdekat China, Pulau Hainan.
Misi pasokan Filipina biasanya dilakukan melalui laut, namun Brawner mengatakan bulan lalu bahwa mereka melakukannya melalui udara untuk menghindari “perlawanan” dan “pelecehan”.
Brawner membantah laporan bahwa tentara Filipina di Sierra Madre telah mengarahkan senjata mereka ke perahu-perahu China itu.
China mengabaikan klaim negara-negara lain terhadap Laut China Selatan, termasuk Filipina, dan mengabaikan keputusan internasional yang menyatakan bahwa klaim mereka tidak memiliki dasar hukum.
Untuk menegaskan pendiriannya, Beijing mengerahkan penjaga pantai dan kapal-kapal lain untuk berpatroli di perairan itu dan telah mengubah beberapa terumbu karang menjadi pulau-pulau buatan yang dimiliterisasi. [ab/ns]