Tautan-tautan Akses

Marcos: Filipina akan 'Pertahankan Wilayah Kita dengan Segala Daya Upaya'


Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. di Istana Malacanang di Manila, Filipina, 19 Maret 2024. (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein)
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. di Istana Malacanang di Manila, Filipina, 19 Maret 2024. (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein)

Filipina akan "dengan segala upaya mempertahankan yang menjadi milik kita," kata Presiden Ferdinand Marcos pada Sabtu (18/5). Ia menyatakan hal tersebut menyusul memanasnya Manila dengan Beijing atas Laut China Selatan.

Marcos menyampaikan dalam upacara wisuda di Akademi Militer Filipina bahwa negara di Asia Tenggara sedang menghadapi "pengabaian terbuka terhadap prinsip-prinsip yang diakui secara luas oleh masyarakat internasional".

Pernyataannya menyusul timbulnya serangkaian insiden antara kapal-kapal Filipina dan China di dekat terumbu karang yang disengketakan di Laut China Selatan. Hubungan diplomatic kedua negara memang telah merenggang dalam beberapa waktu ini.

Marcos memerintahkan para lulusan untuk "menjaga rakyat kita tetap aman di rumah mereka, wilayah kita aman, pertahanan kita terhadap ancaman kuat, dan demokrasi kita stabil".

“Melawan penyusup yang tidak menghormati integritas wilayah kita, kita akan dengan gigih membela wilayah kita,” kata Marcos dalam pidatonya, yang tidak secara spesifik menyebut China.

Selama beberapa bulan terakhir, kapal Garda Pantai China telah beberapa kali menembakkan meriam air terhadap kapal Filipina di perairan yang diperebutkan. Pernah terjadi juga insiden tabrakan antara kapal-kapal keduanya.

Beijing menyatakan klaim atas sebagian besar wilayah Laut China Selatan, mengesampingkan klaim dari negara-negara lain, termasuk Filipina. China juga mengabaikan keputusan mahkaman internasional yang menegaskan bahwa klaim mereka terhadap jalur air tersebut tidak sah secara hukum.

Untuk menegaskan klaimnya, Beijing mengerahkan penjaga pantai dan kapal lain untuk berpatroli di jalur air tersebut dan telah mengubah beberapa terumbu karang menjadi pulau buatan yang telah dimiliterisasi.

Konvoi sipil dari Filipina berlayar menuju ke Scarborough Shoal dengan tujuan mengirimkan pasokan bahan bakar dan makanan kepada para nelayan Filipina di wilayah tersebut minggu ini. Namun, salah satu kapal dalam konvoi itu dibuntuti kapal Angkatan Laut China sehingga konvoi tersebut terpaksa memutuskan untuk berbalik arah.

China mengklaim tindakan itu perlu diambil dalam menghadapi kapal-kapal yang dianggap melanggar wilayahnya.

Marcos menegaskan tindakan Filipina akan “selalu berpedoman pada hukum dan tanggung jawab kita sebagai anggota komunitas bangsa-bangsa yang taat aturan”.

Dia menyatakan bahwa Manila tidak akan merespons China dengan cara yang sama terhadap penggunaan meriam air terhadap kapal-kapalnya. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG