Mantan Pengawal Macron yang Pukul Demonstran Membela Diri dalam Penyelidikan

Alexandre Benalla (tengah), mantan pengawal Presiden Perancis Emmanuel Macron memberikan keterangan dalam penyelidikan Senat di Paris, Rabu (19/9).

Mantan pejabat keamanan pribadi Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang dipecat karena memukul demonstran, membela diri di depan penyelidik senat Rabu (19/9) dengan mengatakan dia bukan seorang polisi atau pengawal.

Alexandre Benalla ditahan oleh polisi Juli lalu setelah Le Monde merilis video yang menunjukkan dia berpose sebagai polisi anti hura-hara dan memukul demonstran dalam unjuk rasa Hari Buruh Perancis.

Insiden itu berkembang menjadi skandal paling serius yang dihadapi Macron sebagai presiden yang baru menjabat setelah terungkap Benalla hanya dihukum skors dua minggu. Presiden kemudian memecat Benalla setelah video itu beredar pada 19 Juli, memperdalam kemarahan dan memicu penyelidikan yudisial dan senat. Menteri-menteri Macron mengecam penyelidikan itu, menyebutnya politik partisan.

Popularitas presiden berada di sekitar 30 persen baru-baru ini, setengah dari sebelumnya, dan media Perancis sering membandingkan insiden itu dengan Watergate.

Secara historis, para pemimpin Perancis sudah menggunakan polisi dan agen intelijen tidak resmi untuk melakukan tindakan yang mencurigakan. Insiden ini memicu kenangan pahit.

Pada sidang hari Rabu, Benalla mengklaim bahwa dia bukan pengawal tidak resmi, melainkan seorang pembantu yang bertugas menjembatani kantor Macron dan GSPR, badan keamanan yang secara resmi bertanggung jawabuntuk melindungi presiden. [as]