Mantan Asisten Urusan Keamanan Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang memicu kemarahan politik setelah muncul video yang menunjukkan ia sedang memukuli seorang demonstran, mengatakan, ia telah membuat kekeliruan besar. Meski demikian, Alexandre Benalla, mantan asisten tersebut, merasa bahwa ia tidak mengkhianati presiden.
Pihak berwenang telah membuka penyelidikan terhadap kasus Benalla ini. Ia sendiri dipecat pekan lalu, dan kantornya digeledah, Rabu (25/7).
Surat kabar Le Monde mempublikasikan hasil wawancaranya dengan Benalla, Kamis (25/7). Foto wajah yang ditampilkan di Le Monde menunjukkan, Benalla mencukur jenggotnya sehingga tidak mudah dikenali.
Kantor Macron dikecam karena tidak mengungkapkan adanya tuduhan terhadap Benalla itu beberapa pekan sebelumnya dan cara menangani tuduhan itu.
Pemimpin Perancis itu, Selasa (24/7), dalam pertemuan tertutup partainya mengatakan, mengatakan, ia sendiri yang seharusnya dikecam dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi. [ab/lt]