Apa yang akan dilakukan tim pembela Donald Trump setelah mantan presiden itu didakwa dalam kasus uang tutup mulut dan dibawa ke pengadilan untuk mendengar dakwaan terhadapnya? Ini bukan sesuatu yang ingin diungkap pengacara James Trusty ketika diwawancara TV ABC dalam acara “This Week.” Tetapi ia mengungkapkan suasana hati Trump secara keseluruhan.
“Siapa pun yang menjadi sasaran penyelidik federal, oleh jaksa New York, pasti akan mawas diri dan berpikir ini adalah berita yang sangat buruk. Ini tidak baik bagi saya, tetapi ia dengan cepat beralih ke gambaran besar, gambaran bersejarah dan saya cenderung setuju bahwa ini adalah momen buruk bagi negara ini,” ungkap Trusty.
Your browser doesn’t support HTML5
Trump menghadapi 34 tuduhan kejahatan memalsukan catatan bisnis New York untuk menutupi bahwa ia diduga memerintahkan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang aktris porno yang memiliki informasi yang merusak citranya, tepat sebelum pemilihan presiden 2016. Ia mengaku tidak bersalah.
Kasus tersebut, yang diajukan jaksa Alvin Bragg - tidak ada gunanya di mata mantan Jaksa Agung Bill Barr.
“Memalsukan catatan bisnis adalah kejahatan, jika itu merupakan bagian dari skema penipuan. Saya tidak melihat disebutkan di sini apa tepatnya penipuan itu. Ada sejumlah masalah lain yang terkait undang-undang pembatasan. Ia tidak menyebutkan dengan tepat kejahatan apa yang sedang dilakukan, yang membuat ini menjadi kejahatan,” ujar Barr.
BACA JUGA: Trump Mengaku Tak Bersalah atas 34 Dakwaan Uang Tutup MulutNamun, kata Barr, yang lebih serius adalah penyelidikan federal yang dihadapi Trump karena memiliki dokumen rahasia.
"Pemerintah sedang menyelidiki sejauh mana kasus ini. Mengapa dihambat dan dokumen itu tidak diserahkan kepada pemerintah," imbuhnya.
Saat ini, tidak ada lagi dokumen rahasia yang berada di tangan mantan presiden, kata pengacara Trump, James Trusty.
Trusty menambahkan, "Kami sudah profesional, kami sudah berlaku etis, dan kami puas bahwa tidak ada masalah yang menonjol terkait kepatuhan pada panggilan pengadilan."
Your browser doesn’t support HTML5
Sementara Trump tetap membangkang, denda besar atau bahkan hukuman penjara tidak bisa dikesampingkan dalam kasus lain yang terkait dugaan upaya untuk membatalkan hasil pilpres 2020 dan serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol, kata profesor hukum Claire Finkelstein dari University of Pennsylvania kepada VOA.
Melalui Skype, Finkelstein menjelaskan, "Konspirasi atau pemberontakan yang menghasut berdasarkan amandemen ke-14, Bagian Tiga, berarti dia tidak bisa memegang jabatan federal lagi."
Menurut pakar hukum, mereka tidak yakin hukuman atas investigasi ini terjadi sebelum pemilu 2024. Trump, yang kalah dalam pilpres 2020, kembali mencalonkan diri menjadi presiden. [ka/jm]