Maskapai penerbangan global tidak akan mulai pulih dari krisis terburuk mereka sampai triwulan terakhir tahun ini dan setiap geliat untuk pulih hanya berumur pendek jika ada gelombang baru virus corona musim dingin, demikian diingatkan kelompok perdagangan industri tersebut hari Selasa.
Banyak perusahaan penerbangan, bahkan dengan keuangan yang kuat, kesulitan untuk bertahan lama sementara industri itu terus rugi $ 61 milyar uang tunai triwulan ini karena penurunan 70% lalu lintas udara dan pendapatan, menurut International Air Transport Association (Asosiasi Transportasi Udara Internasional - IATA).
BACA JUGA: Thai Airways Semakin Terpukul Hebat Karena CoronaMaskapai bersiap membukukan kerugian bersih kolektif $ 39 milyar dalam triwulan ini sementara mayoritas pesawat mereka tidak beroperasi karena adanya lockdown terkait virus corona dan pembatasan perjalanan.
Kongres Amerika Jumat lalu meloloskan undang-undang, yang memberi wewenang $ 25 milyar bagi maskapai penerbangan penumpang, $ 4 milyar untuk operator kargo dan $ 3 milyar tunai untuk kontraktor bandara.
IATA mengatakan pihaknya mengharapkan langkah-langkah fiskal pemerintah dan tindakan bank sentral untuk membantu mereka memenuhi permintaan penerbangan yang lebih tinggi pada triwulan keempat, setelah lockdown yang meluas pada triwulan kedua dan penurunan berkelanjutan pada triwulan ketiga. Tetapi perusahaan itu memperingatkan, maskapai penerbangan menghadapi kesulitan jangka pendek yang parah, sementara ekonomi sudah memasuki resesi.[ka/ii]