Korea Utara, Jumat (17/12), memperingati 10 tahun kematian mantan pemimpin Kim Jong Il dengan seruan untuk loyalitas publik yang lebih besar terhadap putranya dan pemimpin saat ini Kim Jong Un. Dikatakan, Un sedang berjuang untuk membawa negara itu keluar dari kesulitan terkait pandemi yang semakin dalam.
Dalam 10 tahun memimpin Korea Utara sejak kematian ayahnya, Kim Jong Un, 37, telah mendapatkan kekuasaan absolut yang sama yang dinikmati Kim Jong Il dan Kim Il Sung, kakek pemimpin dan pendiri negara saat ini.
Namun stabilitas jangka panjang pemerintahan Kim Jong Un masih bisa dipertanyakan kalau dia gagal mengatasi kesulitan yang terjadi di negaranya dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat, kata beberapa pengamat.
BACA JUGA: Kim Jong Un Tekankan Tentara Korea Utara Harus Setia pada PemerintahPada Jumat (17/12) tengah hari, sementara suara sirene meraung selama tiga menit, warga Korea Utara mengheningkan cipta dan membungkuk untuk menghormati Kim Jong Il.
Mobil, kereta api, dan kapal membunyikan klakson, bendera nasional diturunkan hingga setengah tiang, dan massa mendaki Bukit Mansu Pyongyang untuk meletakkan bunga dan membungkuk di depan patung raksasa Kim Jong Il dan Kim Il Sung.
Pada setiap peringatan kematian sebelumnya, Kim Jong Un memberi penghormatan di mausoleum tempat jasad ayah dan kakeknya yang dibalsem disemayamkan. Dia diperkirakan akan melakukan hal yang sama tahun ini tetapi media pemerintah Korea Utara, Jumat (17/12) sore, belum melaporkan kegiatan publik yang melibatkan Un. [ka/uh]